Upacara Ngertakeun Bumi Lamba di Tangkuban Perahu Kembali Digelar
Klik nusae – Gelaran budaya Sunda berupa Upacara Ngertakeun Bumi Lamba kembali digelar di Tangkuban Parahu, Subang, Jawa Barat. Upacara tahunan ini rencananya diselenggarakan pada 23 Juni 2019 mendatang. Sebuah atraksi budaya Sunda tersebut layak untuk disaksikan dan menjadi daya tarik wisata.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya yang dikutip dari laman pesona.travel, Jawa Barat memiliki banyak kebudayaan yang bisa dikemas dalam atraksi pariwisata. Salah satunya upacara adat Ngertakeun Bumi Lamba yang memiliki keunikan tersendiri.
“Kebudayaan itu semakin dilestarikan maka semakin menyejahterakan. Karena ini sangat disenangi oleh wisatawan mancanegara. Sebab itu, melalui pariwisata kebudayaan bisa dilestarikan. Termasuk upacara adat Ngertakeun Bumi Lamba ini,” tutur Menpar Arief Yahya.
Upacara Ngertakeun Bumi Lamba ini merupakan kearifan lokal yang luar biasa. Digelar bertepatan dengan perjalanan matahari yang baru mulai kembali dari paling Utara Bumi. Perjalanan matahari tersebut jatuh di setiap bulan ‘kapitu’ atau bulan ke-7 dalam hitungan Suryakala, kala-ider.
Suryakala, kala-ider yaitu kalender khusus masyarakat Sunda. Semuanya berdasarkan falsafah hidup dan aturan dasar adat istiadat Sunda. Kegiatan budaya ini merupakan manifestasi hubungan harmonis manusia dengan alam dan pencipta-Nya. Rajah atau medium tentang pandangan hidup urang Sunda. Terutama terhadap keharmonisan dengan alam semesta.
Masyarakat Sunda memiliki filosofi hidup yang disebut Mulasara Buana, yaitu memelihara alam semesta. Visi hidup yang terbentuk dari perlunya menjaga keseimbangan alam dari berbagai perilaku yang cenderung mengeksploitasi alam berlebihan. Upacara ini pun bisa dikatakan sebagai bentuk kesadaran manusia untuk menjaga alam.
Lokasi pelaksanaan upacara memilih gunung karena gunung berapi pada hakekatnya merupakan sumber kehidupan masyarakat Sunda. Keberadaannya memiliki tempat terhormat sebagai guru. “Sebagaimana ungkapan gunung adalah guru nu agung atau guru besar”.
Atraksi budaya tersebut juga sejalan dengan tujuan pariwisata berkelanjutan yang digaungkan oleh Kemenpar. Hal inilah yang mendasari emenpar mendukung penuh upacara adat Ngertakeun Bumi Lamba. Selain itu, upacara ini merupakan bagian dari kebesaran budaya dan juga mengajak untuk menjaga alam.*** (IG)