Klik nusae – Ini warning bagi para traveler yang ingin berkunjung ke  Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Jika ingin perjalanan lebih aman dan nyaman harus menggunakan pemandu wisata resmi.

Belakangan, pemerintah setempat juga sudah mulai membangun koordinasi serta mengimbau puluhan penerjemah untuk melindungi para turis dari kecelakaan atau tindak kriminal.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya, Alpius Wetipo, mengatakan selama ini penerjemah belum terdata sehingga mereka jalan sendiri-sendiri.

Akibatnya, ia melanjutkan, jika kecelakaan menimpa turis yang didampingi, maka sulit mencari penerjemah yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan tugasnya.

“Beberapa kali terjadi kasus (pemerkosaan terhadap turis), itu kita mau lemparkan di mana, siapa punya ini tidak jelas,” kata Alpius, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (24/5/2019).

Alpius mengatakan pemerintah mengupayakan agar dilakukan pengelompokan terhadap penerjemah, sehingga pengawasan lebih gampang.

Hal ini berlaku untuk semua penerjemah, baik yang dari perhotelan maupun travel.

“Supaya ketika ada masalah bisa dipersoalkan. Kemudian harus menjamin keamanan para wisatawan,” ujarnya.

Ia berharap dengan sosialisasi yang dilakukan terhadap puluhan penerjemah di Jayawijaya, dapat memberikan pendampingan yang nyaman bagi wisatawan.

“Sementara kita masih lakukan pelatihan dahulu, tetapi kita belum bisa bentuk himpunan bagi mereka (penerjemah),” katanya.

Menurutnya hal ini juga diperlukan sebagai upaya dilakukan pendataan untuk mempersiapkan para pemandu wisata yang akan ikut diturunkan dalam rangka menyukseskan pelaksanaan PON 2020, karena Jayawijaya juga menjadi salah satu tuan rumah untuk tiga cabang olahraga.

Selain itu salah satu acara kebanggan di Jayawijaya yakni Festival Lembah Baliem, juga memerlukan peran pemandu yang mumpuni.

Setidaknya ada empat tempat wisata yang terus dilakukan pembenahaan seperti Goa Kuantilola, Pasir Putih, Mumi, dan tempat pemandian. Selain itu ada juga objek wisata lain seperti air terjun dan danau Habema.

(adh/cnn)