Potensi Labuan Bajo Dimaksimalkan Lewat Strategi 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif

Panorama Alam Labuan Bajo. (Foto Kemenpar)

Klik nusae – Demi memaksimalkan potensi destinasi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, digelar Focus Group Discussion (FGD) Kesiapan dan Strategi Peningkatan 3A Zona Otoritatif dan Koordinatif Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Kamis (2/5/2019).

FGD tersebut dihadiri Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Shana Fatina, Kepala Bidang Perancangan Destinasi Kementerian Pariwisata Abdu Rahman, Kepala Balai TN Komodo Lukita Awang Nisyantara, Plh.Kadispar Manggarai Barat Fernandus, dan Kasubbit Kawasan Strategis II Kemenpar Raymond Tirtoadi.

Dalam kesempatan itu, Kepala Bidang Perancangan Destinasi Kemenpar, Abdu Rahman menyampaikan, dalam 5 tahun ini sektor pariwisata tumbuh pesat, pada tahun 2018 tumbuh hingga 22% melebihi pertumbuhan pariwisata dunia dan beberapa negara di ASEAN. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, devisa, dan meningkatkan pendapatan daerah juga kesejahteraan masyarakat.

“Pembangunan pariwisata berkelanjutan di TN Komodo dari sisi pengunjung sudah melebihi kapasitas, jangan sampai kita memburu jumlah wisatawan tetapi karena over kapasitas justru akan merusak kawasan ini, kita harus mencari solusi untuk mengantisipasi-nya,” tutur Abdu Rahman dikutip dari siaran pers Kemenpar.

Menurut Lukita Awang Nisyantara, Taman Nasional Komodo itu bagian dari Koral Triangle dan dikelola secara sistem zonasi dengan 3 desa, yaitu Desa Komodo, Desa Papagarang, dan Desa Pasir Panjang.

“Harapan kami pada 3 desa ini ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk mengelola pariwisata di daerah itu, saat ini di Desa Pasir Panjang (Kampung Rinca) sudah terbentuk BUMDES, sedangkan di Desa Papagarang dan Desa Komodo sedang dalam proses. Saat ini kita ada 13 pos penjagaan, dan rencananya akan ditambah 4 pos penjagaan untuk menjaga TN Komodo,” ucap Lukita.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat pun diharapkan dapat mengembangkan destinasi yang ada di daratan Labuan Bajo. Selain itu, dapat memanfaatkan daerah pariwisata yang sudah established, terutama yg sudah menjadi “hub” seperti Kupang, Bali dan Lombok, untuk menarik wisatawan datang ke Labuan Bajo.

Sementara Istasius Angger Anindito, Plt.Kasubdit Pariwisata mengungkapkan, indikator di tahun 2024 yang harus dicapai sektor pariwisata yang pertama adalah devisa. “Saya mengharapkan pariwisata di NTT ada develop paket Tour dengan 3A yang baik supaya bisa menuju devisa yang ditargetkan, yaitu dari $1000 US Dollar per orang menjadi $1300 US Dollar per orang di tahun 2024, dimana itu adalah tahap awal yg ingin dicapai,” ungkapnya.

Pernyataan lainnya datang dari Plh.Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Fernandus yang mengatakan Political Will di Manggarai Barat sudah sangat jelas dengan lahirnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang mencantumkan pariwisata sebagai leading sektor.

“Ada 51 rencana Pemerintah Daerah Manggarai Barat, yaitu akan mengembangkan desa di Manggarai Barat menjadi desa wisata yang akan didorong kedepannya,” ujar Fernandus.

Kasubbid Strategi II Raymond Tirtoadi juga memberikan pernyataan bahwa pembangunan infrastruktur Labuan Bajo menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang menerapkan kearifan lokal, green infrastruktur, dan pariwisata berkelanjutan.

Selain pengembangan destinasi di TN Komodo untuk mengurangi beban dan menjaga ekosistem di kawasan tersebut, Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo, Shana Fatina menyatakan akan mencoba mengembangkan destinasi di kawasan lain.

Ia mengapresiasi Bupati yang berani mengendorse Desa Wisata Labuan Bajo karena akan lebih mudah mensinergikan progam kerja dari Kemendes, PDTT, Kemenpar, dan kementerian lain.

“Program 3A di Labuan Bajo yang akan dikembangkan untuk Atraksi adalah alam dan buatan serta budaya. Untuk Aksesibilitas adalah menjadikan bandara Labuan Bajo menjadi bandara internasional, pembebasan lahan, peti kemas, serta pembangunan jalan strategis nasional lintas utara Flores. Sedangkan untuk Amenitas yaitu pembangunan souvenir shop, pusat daur ulang sampah, dan pembangunan Tourism Information Centre (TIC) menjadi program prioritas,” tukas Shana.*** (IG)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya