Mudik Ke Kota Malang Jangan Lupa Plesiran Di 10 Destinasi Heritage
Klik nusae – Kota Malang di Jawa Timur tidak saja memberikan pilihan destinasi alam,tetapi juga menyimpan banyak wisata heritage. Bangunan lama yang masih terpelihara bisa menjadi tujuan para pemudik untuk menikmati liburan sambil belajar tentang Kota Malang di masa lalu.
Kepala Seksi Promosi Wisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Agung H Buana merekomendasikan, ada 10 obyek wisata bersejarah yang harus kamu kunjungi saat berwisata ke Kota Malang, terutama saat menikmati libur Lebaran.
Berikut ke-10 destinasi sejarah yang bisa dinikmati selagi libur panjang seperti lebaran tahun ini:
- Balai Kota Malang
Balai Kota Malang dibangun sejak tahun 1927 dan baru digunakan pada November 1929. Ketika itu, Kota Malang berada dalam pemerintahan Ir. EA Voorneman sebagai wali kota. Kamu bisa melihat arsitektur bangunan yang ada di Jalan Bundaran Tugu yang masih asli. Bangunan tTerdiri dari lobby sebagai ruang utama disertai dengan lorong ke kanan dan ke kiri dengan berbagai ruangan ruangan yang berjejer.
- Tugu Merdeka
Tugu Merdeka juga dikenal dengan Alun-Alun Tugu atau Alun-Alun Bunder. Sebutan Alun-Alun Tugu karena di tengahnya terdapat tugu. Penyebutan Alun-Alun Bunder karena bentuknya yang bulat. Alun-Alun tersebut berada di depan Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Malang. Kamu bisa melihat berbagai jenis tanaman bunga di sana atau hanya sekedar bersantai dan berburu foto.
- Candi Badut
Candi Badut berada di perbatasan Kota dan Kabupaten Malang, tepatnya di Dusun Badut, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Kamu bisa melihat candi yang diyakini dibangun pada masa Raja Gajayana yang memimpin Kerajaan Kanjuruhan pada Tahun 682 Saka atau 760 Masehi. Selain itu, kamu bisa menjelajah area candi dengan berjalan kaki.
- Klenteng Eng An Kiong
Untuk menuju Kelenteng Eng An Kiong, kamu bisa menuju Jalan Laksamana Martadinata. Berdiri sejak tahun 1825, kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di Malang. Kamu bisa melihat arsitektur kelenteng yang didominasi warna merah serta menyesap suasana di sana.
- Ijen Boulevard
Ijen Boulevard atau Jalan Raya Ijen dikenal sebagai kawasan kota mandiri pada saat pemerintahan Kolonial Belanda. Di kawasan itu, kamu bisa menjelajah komplek perumahan khas Belanda. Di sana, kamu bisa melihat rumah-rumah dengan gaya arsitektur yang klasik. Kamu juga bisa mampir ke Gereja Ijen yang menjadi tempat ibadah penghuni kawasan tersebut.
- Gereja Kayu Tangan
Gereja Kayu Tangan atau Gereja Katolik Hati Kudus Yesus berada di Jalan Jenderal Basuki Rachmat. Gereja itu dibangun pada tahun 1905 dengan dua menara setinggi 33 meter.
Kamu bisa sekedar melihat atau memotret arsitektur gereja yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
- Cor Jesu Cor
Jesu merupakan komplek bangunan pendidikan, yakni SMPK dan SMAK Cor Jesu.Komplek bangunan itu dibangun pada tahun 1900-an dengan arsitektur romantiek khas Belanda. Bangunan itu sudah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Kota Malang.
- GPIB Immanuel
Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel berdiri sejak 31 Oktober 1861 dan merupakan gereja tertua di Malang. Gereja tersebut berada di Jalan Merdeka Barat. Kamu bisa melihat keharmonisan agama yang dilambangkan melalui letaknya yang bersebelahan dengan Masjid Jami Kota Malang.
- Hotel Pelangi
Hotel Pelangi dibangun pada tahun 1870 oleh Abraham Lapidoth, seorang pengusaha hotel berkebangsaan Belanda. Saat itu, hotel yang ada di Jalan Merdeka nomor 3 Kota Malang itu bernama Hotel Lapidoth, representasi dari pemiliknya. Waktu itu, bangunan hotel berbentuk joglo dan terdiri dari 50 kamar. Tentunya kamu bisa menginap di Hotel Pelangi sambil merasakan romantisme meski mengalami berbagai pengembangan.
- Kampung Heritage
Kayutangan Kampung Heritage Kayutangan merupakan komplek perkampungan yang ada di koridor Kayutangan. Rumah-rumah di komplek perkampungan itu masih banyak yang mempertahankan arsitektur lamanya.
(adh/kom)