Diaspora Eropa dan Australia Akan Hadir Di  Great Harvest Festival 2019

Klik nusae – Ratusan diaspora (perantau) di Eropa dan Australia akan berkumpul di Desa Wisata Djangga Dolok 5-7 Juli 2019 mendatang. Mereka hadir untuk menyaksikan Great Harvest Festival 2019. Seelum itu telah digelar bimbingan teknis (bimtek) yang diadakan  17-18 Mei 2019.

Lokasinya di Huta Lumban Binanga, Desa Djangga Dolok, Lumban Julu, Toba Samosir, Sumatera Utara.

Ketua Panitia Great Harvest Festival Budi Agung Manurung mengatakan, event akan memperkenalkan pariwisata Djangga Dolok.

“Desa Djangga Dolok memiliki potensi besar. Alam dan budayanya eksotis. Dengan kolaborasi tersebut, kami gulirkan Great Harvest Festival. Ini adalah event pertama. Kami yakin, dengan event ini, destinasi Djangga Dolok akan semakin dikenal luas. Potensi arus wisatawannya besar,” kata Budi, Senin (20/5/2019)).

Menampilkan warna budaya Batak khas Djangga Dolok, berbagai konten terbaik ditampilkan. Sesuai title-nya, festival ini akan menggelar Mardege, atau prosesi panen padi.

Event digelar pagi hari dengan diawali Manitiari atau melihat cuaca.

Berikutnya disiapkan Hau Namardakkadupang. Yaitu, tiang dengan cabang sejajar sebagai media berdiri orang yang memanen padi.

Proses pemetikannya secara tradisional, yaitu menggunakan anai-anai. Mardege lalu dilanjutkan dengan Mamurpur.

Aktivitas ini memilah padi berisi dari renas. Alat yang digunakannya adalah Aduri. Aktivitas lainnya memasukan gabah dalam Pamunuhan, lalu baru disimpan di lumbung.

Kepala Dinas Pariwisata Toba Samosir Audi Murphy Sitorus menjelaskan, Great Harvest Festival 2019 sangat unik.

“Great Harvest Festival 2019 sangat unik dan menarik. Selain Mardege, ada aktivitas seru lain selama 3 hari penuh. Silahkan datang ke Great Harvest Festival 2019. Ada banyak experience terbaik di sini. Event memiliki konten yang padat,” jelas Murphy.

Event ini juga menyajikan beragam kegiatan budaya. Ada Martandang Najolo dan Martumba. Yaitu seni gadis di sana. Medianya memakai pantun Batak dengan Marhuling Huling Asa (berteka-teki) dari pihak wanita.

Adapun Martumba merupakan pesta kegembiraan dengan tarian muda-mudi. Ekspresi yang ditampilkan suka cita. Great Harvest Festival 2019 juga menampilkan Marmuccak atau Silat Batak.

Menegaskan kekayaannya, ada Opera Batak dan Manortor. Festival juga menampilkan Pasar Rakyat. Pasar ini jadi display aneka kekayaan Djangga Dolok, mulai dari beragam kerajinan tangan hingga kulinernya.

Untuk kuliner, bahan baku utamanya adalah beras. Djangga Dolok terkenal dengan Tipa-Tipa. Kuliner ini dibuat dari beras. Setelah direndam, beras lalu disangrai dan ditumbuk.

Tahap berikutnya, yaitu ditampi hingga jadi Tipa-Tipa. Ada juga Marnabibi. Yaitu, kuiner dari bahan baku padi yang belum siap panen.

Prosesnya digongseng, tahap pengolahan berikutnya seperti Tipa-Tipa. Lalu, ada kuliner Sasagun dengan bahan tepung beras dan gula merah disangrai.

“Masyarakat Djangga Dolok mulai merintis event. Konten utamanya potensi budaya. Aktivitas itu tentu sangat positif untuk menarik wisatawan,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman.

Artinya, ada potensi ekonomi besar yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata di sini. Djangga Dolok juga punya homestay untuk mendukung amenitas.

Great Harvest Festival 2019 semakin menarik dengan Living With Bataknese. Konten ini dikemas dalam paket 3D2N (3 Days 2 Nights) dengan banderol Rp1,69 Juta.

Dengan membeli paket tersebut, wisatawan akan mengikuti seluruh rangkaian acara festival. Mereka terlibat dalam Mardege, lalu free akomodasi, makan, Pasar Rakyat, souvenir, night party, hingga opera.

Wisatawan juga akan diajak jalan-jalan di Ekowisata Hutan Desa. Untuk informasi selanjutkan, silahkan hubungi nomor 082167910728 atau 081260176026.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda menerangkan, pariwisata Djangga Dolok akan cepat berkembang karena didukung kreativitas tinggi masyarakatnya.

“Djangga Dolok akan cepat tumbuh menjadi destinasi wisata. Gebrakan yang mereka lakukan luar biasa dengan menggelar festival besar. Selain kreativitas, masyarakatnya juga memiliki inisiatif tinggi. Dengan daya tariknya, festival tersebut akan mampu menarik wisatawan dalam jumlah besar,” terang Lokot.

Dengan magnet budaya dan storytelling bagus, Great Harvest Festival 2019 bisa menarik sedikitnya 200 diaspora. Mereka berasal dari Eropa dan Australia.

Sedikit flashback, Djangga Dolok memang memiliki daya tarik mendatangkan wisatawan. Para wisman tersebut berasal dari Australia, Belanda, dan Amerika Serikat. Wisatawan Amerika kali terakhir berkunjung pada Januari dan April 2019.

“Djangga Dolok memang luar biasa. Komitmen dalam mengembangkan pariwisata patut diapresiasi. Mereka berhasil mengelola beragam potensinya hingga muncul Great Harvest Festival 2019,” kata  Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

Strategi dari marketingnya positif dengan kehadiran para diaspora. Mumpung ada waktu, promosi eventnya dipush terus. Harapannya, wisman yang datang lebih besar.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya