Kemenpar Ajak Nias Selatan Terus Kembangkan Pariwisata
Klik nusae – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI mengajak masyarakat Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara untuk kompak dalam membangun dan mengembangkan pariwisata. Ajakannya berupa workshop bertema “Desa Wisata”.
Workshop yang diselenggarakan Divisi Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kemenpar tersebut, berlangsung di Hotel Barriga, Nias Selatan, Senin (1/4/2019) lalu. Materi workshop meliputi kendala galian pasir pantai, homestay, desa wisata, pantai, sampai atraksi lompat batu dan tari perang Nias.
Pematerinya terdiri dari Rinto Taufik Simbolon yang mewakili Divisi Pengembagan Industri dan Kelembagaan, Tim Pengembangan Destinasi Area I yang dipimpin Widjanarko, Anggota Komisi X DPR RI Salomo Parlindungan Hutabarat yang membahas masalah payung hukum, dan Sekretaris Dinas Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Nias Selatan.
“Kalau ingin maju, kita harus kompak, solid, dan maju serentak. Spirit itulah yang mendasari lahirnya Nias Selatan Incorporated. Seluruh stakeholder pariwisata Nias Selatan bersatu, mensinergikan kekuatan, memperkuat semua lini. Kalau kita bersinergi, tidak ada yang bisa mengalahkan Pariwisata Nias Selatan,” papar Rinto Taufik Simbolon dikutip dari laman Kemenpar.go.id.
Rinto juga menambahkan, memajukan pariwisata sama dengan memajukan perekonomian Nias Selatan. Karena pariwisata adalah penyumbang PDB, devisa, dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah.
Seperti diketahui, PDB pariwisata sudah menyumbangkan 10% PDB nasional. Prosentasenya tertinggi di ASEAN. Angka pertumbuhan PDB pariwisata nasional juga lumayan tinggi. Saat ini, PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% dengan trend naik sampai 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif, dan pertambangan.
“Pariwisata memiliki multiplying effect yang paling besar dan konkret di masyarakat. Jadi mari kita bersatu membangun pariwisata Nias Selatan,” timpal Anggota Komisi X DPR RI Salomo Parlindungan Hutabarat.
Nias Selatan punya potensi pariwisata yang sangat kuat. Ada ombak Pantai Lagundri dan Sorake yang kerap jadi incaran surfer dunia. Ombak pantainya disebut-sebut terbaik kedua di dunia. Bahkan ada yang menilai setara dengan ombak di Hawaii.
Selain itu, potensi budaya Nias Selatan sangat menarik, seperti Tari Perang, rumah adat, seni Lompat Batu yang sudah mendunia. Banyak wisatawan datang ke Nias Selatan hanya untuk berinteraksi langsung dan mengenal budaya lokal. Menpar Arief Yahya pun ikut mengangkat emoji tiga jempol atas realita ini.
“Di sinilah Kemenpar mengambil perannya. Nias Selatan bisa langsung didampingi dengan pembinaan. Warganya dilatih untuk menjadi “Change Agent”. Goalnya, menghasilkan warga yang mampu menyebarkan semangat dan cara baru manajemen dan tata kelola menjadi desa wisata yang baik,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Namun, pariwisata tak bisa bergerak sendirian. Untuk mencapai tahapan pendongkrak ekonomi nasional, pariwisata harus dikerjakan bersama-sama.
“Semangatnya harus Indonesia Incorporated. Akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media harus bersatu. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh stakeholder yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung Core Business yang telah ditetapkan. Maju serentak tentu kita menang,” terang Arief.*** (IG)