Indonesia Tawarkan 14 Pelabuhan Cruise Ship Di USA
Klik nusae – Tak ada istilah berhenti menawarkan keindahan tanah air. Begitulah kira-kira spirit yang dibangun Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Baru-baru ini,misalnya, pasukan Menpar Arief Yahya menghadiri Seatrade Cruise Global yang dihelat di Miami Beach Convention Center, Miami Beach, Florida, Amerika Serikat.
Dalam acara yang digelar 8-11 April 2019 itu, Kemenpar membawa misi memasarkan 14 Pelabuhan Cruise Ship di Indonesia. 14 Pelabuhan itu siap menerima kapal-kapal cruise dari seluruh Dunia.
Hadir dalam pertemuan tersebut Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata Indroyono Soesilo, Duta Besar RI di AS Mahendra Siregar, Konjen RI di Houston, Nana Yuliana, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata Alexander Reyaan, dan Asdep Kemenkomar yang juga Ketua Satgas Cruise Ship Indonesia, Rahman Hidayat.
Adapun 14 Pelabuhan Cruise Ship tersebut antara lain Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Kumai, Pelabuhan Balikpapan, Pelabuhan Banda Neira, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Agata, Pelabuhan Palopo, Pelabuhan Pare-pare, Pelabuhan Labuan Bajo, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Probolinggo, Pelabuhan Semarang, dan Pelabuhan Jakarta.
Dijelaskan Indroyono, ada 2 events yang digelar di Miami. Pertama; partisipasi Indonesia dalam Seatrade Cruise Global 2019, yaitu Pameran dan Konperensi tentang industri kapal wisata.
Kedua adalah Seminar Indonesia Forum Tentang Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI di Houston-Texas bersama Kementerian Pariwisata dengan narasumber dari Kemenpar, Kemenkomar, BKPM dan Pelindo III. Indonesia forum digelar dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik RI-AS.
“Pada kegiatan Seatrade Cruise Global 2019, telah ditandatangani MOU antara Pelindo IV dengan Global Port Holding-United Kingdom dalam pengoperasian pelabuhan untuk kapal kapal cruise,” katanya.
Pada kegiatan ini, Pelindo III juga memaparkan telah selesainya pengerukan alur dan kolam labuh Pelabuhan Benoa dan pembangunan terminal Penumpang untuk kapal-kapal cruise di Benoa, siap untuk menampung kapal2 cruise bermuatan 6000-7000 penumpang.
Dijelaskannya, berkat upaya-upaya deregulasi dan pembangunan infrastruktur untuk cruise ship di Indonesia, maka jumlah penumpang wisman yang mengunakan kapal-kapal cruise meningkat dari sekitar 200.000 wisman.
Pada tahun 2015 diproyeksikan menjadi 401.000 wisman pada tahun 2019 ini. Potensi Pasar wisman cruise ship di wilayah Asia-Pasifik dan Australia sekitar 4 juta orang
Seatrade Cruise Global merupakan event pameran dan bursa internasional di bidang kapal pesiar yang sudah terselenggara lebih dari 30 tahun.
Event ini terdiri dari kegiatan pameran, pertemuan bisnis, peyelenggaraan konferensi terkait perkembangan industri kapal pesiar dunia, serta berbagai rangkaian acara untuk melakukan networking.
“Para pelaku industri yang bergerak di bidang cruise line baik pemerintah maupun swasta ada di sini. Jadi ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk memaparkan pelabuhan-pelabuhan cruise ship yang ada di Indonesia,” ujar Indroyono,kemarin.
Indroyono menjelaskan, topik-topik yang muncul pada investment forum antara lain rencana masuknya cruise ship Genting Dreams ke Belitung dan ke Banyuwangi, dengan jumlah penumpang dan awak kapal 6000 orang.
Kemudian rencana investasi pembangunan amusement park di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Kelayang, Belitung.
“Ada juga rencana refurbished pesawat-pesawat udara Twin Otter di Indonesia dalam rangka peningkatan aksesibilitas menuju destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Dan juga peningkatan jumlah pesawat amfibi (seaplanes) untuk mencapai destinasi-destinasi baru di Indonesia,” jelas Indroyono.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan Kementerian Pariwisata Alexander Reyaan menambahkan, Seatrade Cruise Global merupakan pameran B to B/bisnis-ke-bisnis.
Boleh dibilang, event ini adalah event global tahunan terkemuka untuk industri pelayaran. Menyatukan semua buyers dan sellers dengan kegiatan 4 (empat) hari konferensi dan 3 (tiga) hari pameran, pertemuan itu menarik lebih dari 10.000 pengunjung, lebih dari 700 perusahaan dari 93 negara dan lebih dari 300 jurnalis internasional.
Kemenpar juga menggandeng Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenkomaritim), Kementerian Perhubungan, dan Pelindo IV.
Sama-sama bergerak di sektor bahari, dan menjadikan pariwisata sebagai anak panah, untuk membangun Indonesia sebagai poros maritime dunia.
“Selain itu industri pariwisata yang bergelut di bidang kapal pesiar yaitu PT JTB Indonesia, UD Jangkar Emas, Pacto, Destination Asia dan KCBJ Tours juga akan ikut bagian,” kata Alexander.
Alexander menambahkan, masih dengan mengusung brand Wonderful Indonesia (WI) dan desain yang terinspirasi oleh keanggunan kapal Phinisi, partisipasi di Amerika tersebut diharapkan mampu menarik banyak minat industri yang berkecimpung di bidang pariwisata kapal pesiar.
“Sudah tercatat tidak kurang dari 59 perusahaan kapal pesiar yang turut berpartisipasi untuk datang ke pavilion Indonesia dan bertransaksi dengan industri pariwisata kapal pesiar yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Dengan begitu, imbuhnya, semakin banyak kapal pesiar yang bersandar di port-port yang ada di Indonesia seperti di Benoa Bali dan Tanjung Mas Semarang.
“Dan di Pelabuhan lainnya, karena tentu saja hal itu dapat meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia,” pungkasnya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, sejak pencabutan Cabotage, atau deregulasi bidang kapal pesiar, sektor ini cukup bergairah.
Kapal-kapal pesiar itu sekarang boleh embarkasi dan dis-embarkasi di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Boleh menaik-turunkan penumpang di pelabuhan di Indonesia.
“Lalu mempermudah pelayanan atas perizinan. Juga terhadap yacht, perahu pesiar yang lebih kecil, kami regulagi soal CAIT,” kata Menpar.
Hasilnya, respons pasar sangat bagus, karena dua per tiga coral dunia ada di Indonesia. Garis pantai Indonesia itu terpanjang nomor dua di dunia, setelah Canada.
(adh)