Rayakan Hari Jadi 50 Tahun, Goethe-Institut Bandung Gelar Pameran dan Performance Art

Wakil Direktur Goethe-Institut Bandung, Lisa Huber dan Tisna Sanjaya saat konferensi pers. (Foto JalajahNusae/Iwan)

Klik nusae – Merayakan Hari Jadi ke-50 tahun, Goethe-Institut Bandung menggelar berbagai pertunjukan seni. Diantaranya pameran foto kilas balik lima dekade Goethe-Institut Bandung, performance art, dan penampilan musik. Acara akan berlangsung 23 Maret 2019 mulai pukul 15.00 – 20.00 WIB di Goethe-Institut Bandung, Jalan R.E. Martadinata 48.

Goethe-Institut yang merupakan institusi kebudayaan Republik Federal Jerman ini, aktivitasnya ada di banyak negara. Terdapat sebanyak 151 institut di 98 negara di dunia, salah satunya di Kota Bandung yang berdiri di tahun 1969.

Dalam sesi konferensi pers acara, Kamis (21/03/19) di Goethe-Institut Bandung, hadir Wakil Direktur Goethe-Institut Bandung, Lisa Huber dan seniman kawakan asal Bandung, Tisna Sanjaya yang akan menampilkan performance art dengan tema ekologi.

“Acara akan dimeriahkan performance art dari Tisna Sanjaya, live music Bandung Philharmonic, penampilan band Good Night Electric, pameran karya seni Vincent Rumahloines, pameran foto bersejarah lima dekade Goethe-Institut Bandung, dan karya mural oleh Mata Merah Comix,” papar Lisa.

Sementara itu, Tisna Sanjaya akan menyajikan performance art secara live dengan tema ekologi dan solidaritas kemanusiaan atas musibah penembakan warga muslim di Selandia Baru yang terjadi baru-baru ini.

“Penampilan saya nanti bukan menyentuh ranah agama, tapi lebih kepada bentuk keprihatinan dan rasa solidaritas kemanusiaan saja. Nantinya akan diwarnai dengan seni tradisi Sunda ‘Bring Brung’. Bentuknya ada lantunan doa dan solawat diiringi alat musik sejenis rebana,” terang Tisna.

Dengan durasi kurang lebih 2-3 jam, Tisna akan melukis di atas kanvas dengan tubuhnya sendiri sambil diiringi seni Bring Brung.

“Lukisan nanti boleh dibilang menggunakan mesin cetak hidup yaitu tubuh saya sendiri. Disajikan dengan dominasi warna alam yang dihasilkan dari abu sisa pembakaran di sentra tahu Cibuntu Bandung. Ditambah wangi-wangian dari rempah-rempah,” sambungnya.

Untuk pameran foto bekerja sama dengan Indonesian Photography yang akan menyajikan arsip foto-foto lima dekade Goethe-Institut Bandung dari mulai tahun berdiri 1969 hingga kini. Pameran ini akan mengajak para pengunjung melakukan perjalanan waktu berinteraksi lewat teknologi modern dengan aplikasi Augmented Reality.*** (IG)

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya