Perlu Bandara Internasional Untuk Kembangkan KEK Kepulauan Selayar

Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan pemaparan dihadapan peserta acara Kick Off Perencanaan Pengembangan KEK Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Selasa (26/3/2019) di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Foto:DokPar

Klik nusae –  Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata merupakan salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk menjadikan Kepulauan Selayar sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.

Demikian dikemukakan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membuka  acara Kick Off Perencanaan Pengembangan KEK Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, Selasa (26/3/2019) di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Menurut  Menpar,pembentukan KEK merupakan salah satu bagian dari pembangunan 3A (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) di Kepulauan Selayar.

“Untuk menjadikan destinasi kelas dunia, harus dibangun 3A di Kepulauan Selayar. Untuk atraksi,misalnya, Kepulauan Selayar tidak diragukan lagi dengan Taman Nasional Laut Taka Bonerate yang dicalonkan sebagai situs warisan dunia ke UNESCO sejak 2005,” kata Menpar.

Wilayah ini juga direncanakan sebagai hub bagi yacht dan cruise, selain itu flora dan faunanya tidak kalah dengan Wakatobi. Namun dari sisi aksesibilitas, Kepulauan Selayar memiliki sejumlah catatan.

“Ada beberapa catatan aksesibilitas yang harus dikembangkan di Kepulauan Selayar. Untuk menjadi destinasi kelas dunia diperlukan bandara internasional, selain itu positioning Selayar untuk wisatawan kelas atas membutuhkan seaplane, dan yang terakhir harus ada marina kelas dunia,” ujarnya.

KEK sendiri diperlukan dalam pengembangan amenitas di Kepulauan Selayar. Menpar menjelaskan, KEK diperlukan untuk membangun amenitas di Kepulauan Selayar.

“Ada beberapa keuntungan dengan adanya KEK, diantaranya kemudahan perizinan, pengembangan infrastruktur, tax holiday, peningkatan investasi, dan optimalisasi pariwisata berstandar internasional,’ katanya.

Pentingnya pembentukan KEK Kepulauan Selayar juga disampaikan oleh Bupati Kepulauan Selayar M. Basli Ali.

“Kami berharap usulan KEK Kepulauan Selayar dapat menjadi prioritas nasional. Dengan adanya KEK Kepulauan Selayar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, interkonektivitas, dan meningkatkan kunjungan wisman serta wisnus,” ujar Basli Ali.

Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara ke Kepulauan Selayar memang menjadi perhatian pemerintah setempat. Pada 2018, jumlah kunjungan wisatawan nusantara mencapai 9209 orang. Jumlah kunjungan wisnus ini terus meningkat dari 2015 hingga 2018.

Namun peningkatan ini, justru berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah wisman yang terus menurun dari tahun ke tahun. Pada 2018, hanya ada 574 wisman yang datang berwisata ke Kepulauan Selayar.

Maka untuk meningkatkan jumlah wisman dan wisnus ini diperlukan pembentukan KEK Kabupten Kepulauan Selayar ini.

Diusulkannya Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai KEK pariwisata tentunya karena destinasi ini memiliki diferensiasi dari daerah lain di Indonesia.

Salah satu keunikan wilayah kepulauan Selayar adalah keberadaan atol (terumbu karang) terbesar ketiga di dunia dan terbesar pertama di Asia Tenggara.

Dalam perencanaannya, wilayah KEK Kepulauan Selayar seluas 529 ha akan dibangun marina, hotel dan resort, MICE, serta residensial. Untuk itu diproyeksikan nilai investasi yang diperlukan sebesar Rp3,6 triliun untuk pembangunan kawasan dan Rp11,7 triliun untuk pelaku usaha.

“Harapan saya, pada tahun ini KEK Kepulauan Selayar dapat dibentuk,” ujar Menpar.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya