Menpar Luncurkan ISTA 2019 Sebagai Langkah Awal Menuju Sertifikasi Destinasi Berkelanjutan

Menpar Arief Yahya saat menghadiri Hardfest #3 Pesona Jatigede 2019 di Tanjung Duriat, Jatigede Sumedang, 23 Maret 2019. (Foto JalajahNusae/Uhan)

Klik nusae – Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 resmi diluncurkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. Peluncuran dipimpin langsung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Balairung Soesilo Soedarman, Kantor Kemenpar, Jakarta, Senin 18 Maret 2019 lalu.

ISTA merupakan ajang penghargaan kepada masyarakat. Sekaligus, mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia. Kegiatan ini pun bukan sebagai kompetisi untuk membandingkan antar destinasi, daya tarik wisatawan, atau bisnis pariwisata, akan tetapi memotivasi destinasi lainnya agar dapat meningkatkan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Peluncuran dihadiri para Juri Kehormatan, antara lain I Gede Ardika (mantan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan), Mari Elka Pangestu (mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), dan Jonathan Parapak (mantan Sekjen Parpostel sekarang Rektor Universitas Pelita Harapan). Hadir pula Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen dan aktor Hamish Daud yang juga aktif mengkampanyekan kelestarian lingkungan laut.

Gelaran di tahun ketiga ini, ISTA 2019 menyiapkan total hadiah Rp 1 miliar. Terbagi dalam Platinum Rp 150 juta, Green-Gold Rp 75 juta (per kategori), Green-Silver Rp 60 juta (per kategori), Green-Bronze Rp 50 juta (per kategori) dan Green Rp 27,5 juta (per kategori).

Kategori mencakup Peringkat Terbaik Umum, Peringkat Terbaik 1, Peringkat Terbaik 2 dan Peringkat Terbaik 3 untuk masing-masing kategori. Meliputi aspek Tata kelola, Manfaat Ekonomi, Budaya, dan Lingkungan. Nantinya, para pemenang ISTA akan dipromosikan dalam Indonesia Sustainable Tourism Mart (ISTAMart).

Menpar Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan ISTA 2019 yang menargetkan jumlah peserta semakin banyak dan hadiah yang makin besar.

“Penyelenggaraan ISTA ini adalah langkah awal menuju sertifikasi destinasi berkelanjutan. Saya telah membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang dipimpin oleh Valerina Daniel,” ujarnya.

Setelah diarahkan sebagai sektor andalan penyumbang devisa negara, sektor pariwisata di Indonesia dari sisi kesiapan destinasi ditumbuhkan melalui konsep pariwisata berkelanjutan. Sektor pariwisata memiliki keunggulan dalam menjaga lingkungan dengan menerapkan environment sustainability atau tourism sustainability dengan prinsip semakin dilestarikan, semakin menyejahterakan.

Kemudian, Menpar Arief juga kembali mengingatkan mengenai CEO commitment. Menurutnya, peran CEO Commitment atau keberpihakan pemimpin daerah untuk sektor pariwisata itu paling penting. Sustainable tourism mustahil terwujud bila tidak ada CEO commitment.

Arief Yahya pun menargetkan semua destinasi wisata di Indonesia bisa tersertifikasi pariwisata berkelanjutan sebagai syarat untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia. Untuk itu, Kemenpar menerapkan program Sustainable Tourism for Development (STDev) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang mengadopsi standar internasional dari GSTC atau Global Sustainable Tourism Council.

Pendaftaran ISTA 2019 sendiri, dibuka pada 18 Maret hingga 18 Mei 2019. Dilanjutkan dengan tahapan seleksi dan penjurian hingga malam penganugerahan pada Hari Pariwisata Dunia, 27 September 2019 mendatang. Panitia menyediakan informasi selengkapnya mengenai ajang tersebut di microsite sustainable.indonesia.travel.*** (IG/rls)

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya