Menghidupkan Kembali Gamelan Setelah 20 Tahun “Mati”

Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani memukul gong menandai diresmikannya Gamelan Puspa Sari 2.0 di KBRI Roma,,Senin (11/3/2019). (Foto:Dok KBRI Roma)

Klik nusae – Begitu lama gamelan Bali tak terdengar di Roma,Italia. Hampir 20 tahun sunyi dalam “kematian”. Tapi kini bunyi gendang itu  terdengar lagi setelah Grup Gamelan Bali Puspa Sari kembali hadir.

Grup binaan KBRI Roma ini terdiri dari warga Italia dan masyarakat Indonesia setempat.

Mereka bakal mempromosikan budaya Indonesia, khususnya melalui musik gamelan dan tarian Bali. Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani meresmikan Gamelan Puspa Sari 2.0 ini di KBRI Roma, Senin (11/3/2019).

Penampilan gamelan Puspa Sari 2.0 didukung 18 orang musisi muda, Indonesianis, dan mahasiswa asal Italia serta beberapa masyarakat Indonesia. Mereka memainkan dua kidung, yaitu, “Tabuh Gilak” dan “Ramayana”.

Daniele Zapatore, mahasiswa program doktoral etnomusikologi Universitas La Sapienza, Roma menjadi penata musik, sekaligus inisiator bagi kembalinya grup ini.

Baca Juga: Di Italia Dekorasi Bambu Indonesia Lagi Happening

Ia sempat belajar seni budaya Bali melalui Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia dari Kementerian Luar Negeri RI pada tahun 2018 lalu.

Masyarakat Bali setempat juga tak ketinggalan berpartisipasi mulai dari menyiapkan prosesi upacara, bahkan turut menari.

I Ketut Yuni Paccioti, seorang perempuan Indonesia yang telah tinggal di Italia sekitar 30 tahun menampilkan tarian Margapati. Apresiasi Grup Gamelan Bali Puspa Sari kembali hadir di Italia setelah mati selama sekitar 20 tahun terakhir.

Seperti disebutkan dalam siaran pers yang diterima, Selasa (12/3/2019), acara itu disaksikan sekitar 150 tamu undangan.

Baca Juga: Tiga Hari Promosi Di Italia,Indonesia Bukukan Transaksi Rp 49 Miliar

Mereka kebanyakan berasal dari adalah generasi muda Italia, dan menyampaikan apresiasi atas pertunjukan grup tersebut.

Francesca, salah seorang siswa dari SMA Avogadro mengaku terkesan dengan prosesi upacara dan pertunjukan gamelan yang dinilainya sangat unik.

Lalu, Ludovica, siswa SMA yang tergabung dalam Interact Rotary Club Roma juga mengapresiasi pertunjukan.

“Acara ini sangat menarik, membuat saya ingin mempelajari Indonesia lebih dalam lagi,” cetus Ludovica.

Demikian pula dengan Camilla, mahasiswa sekolah mode KOEFIA. Dia menyatakan kekagumannya pada budaya Indonesia.

Grup binaan KBRI Roma ini beranggotakan warga Italia dan masyarakat Indonesia setempat. Mereka mempromosikan budaya Indonesia, khususnya melalui musik gamelan dan tarian Bali. (Foto:Dok KBRI Roma)

“Saya mau membuat rancangan busana dengan kain Indonesia yang akan ditampilkan di Rome Fashion Week bulan Juli 2019,” kata Camilla.

Prosesi ini diawali dengan Upacara Matur Piuning untuk meminta restu kepada Yang Maha Kuasa bagi kelancaran aktivitas grup gamelan tersebut.

Upacara tradisional Bali ini dipimpin oleh Pemangku, Ida Bagus Sumahendra. Esti dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Professor Giovanni Giuriati.

Dia adalah Dosen Etnomusikologi Universitas La Sapienza Roma, yang juga berperan dalam bangkitnya grup tersebut.

Esti tak lupa mengapresiasi peran para pemuda dan masyarakat Indonesia dan Italia, hingga grup ini bisa bangkit dari kevakuman.

Baca Juga: Respon Positif Pameran BEKRAF Di Italia

Selanjutnya, Esti mengharapkan grup gamelan ini dapat berpartisipasi aktif dalam berbagai rangkaian kegiatan promosi Indonesia.

Termasuk, dalam rangka Peringatan 70 tahun hubungan diplomatik RI-Italia sepanjang tahun ini. Di penghujung acara, para undangan diajak menikmati sajian khas Bali.

Ada suguhan nasi tumpeng, lengkap dengan ayam betutu, sate lilit, sayur lawar, telur rawis, tempe orek, sambal matah, dan kacang goreng.

Sajian yang disiapkan dengan cita rasa Bali yang kental dengan resep khusus dari Pemangku Ida Bagus Sumahendra ini mendapatkan pujian dari banyak orang.

(adh/kom)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya