Meski Terjadi Penurunan,Bali Masih Menjadi Pilihan Turis “Imlek”

Suasana perayaan Imlek 2019 di Pura Ulun Danu Batur,Bali. Ada ribuan turis asal Tiongkok yang diperkirakan akan melakukan perjalanan ke seluruh pelosok Bali untuk reuni keluarga. Foto:IG

Klik nusae – Meski terjadi perlambatan ekonomi tak membuat  turis Tiongkok  membatasi untuk menghabiskan liburan Tahun Baru China atau Imlek ke beberapa destinasi. Hanya saja,pada tahun ini mereka lebih memilih destinasi terdekat seperti Bangkok dibanding ke Sydney atau San Francisco.

Menurut agen perjalanan China Ctrip diiperkirakan  lebih dari 7 juta orang akan ke luar negeri. Tujuan liburan Imlek paling populer adalah Thailand, Jepang, Indonesia dan Singapura. Semuanya bisa dijangkau dalam tujuh jam penerbangan dari Beijing atau Shanghai.

Untuk Indonesia Bali masih menjadi yang teratas dalam catatan para turis asal China ini. Keelokan Pulau Dewata tersebut tetap menyihir travelers Tiongkok untuk berjemur di pantai pasir putih atau berbelanja beberapa pernik has Bali.

Ketua Dewan Pariwisata Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengemukakan ahwa kedatangan turis dari daratan China untuk liburan Imlek tahun ini terbilang ramai,

“Kami optimis bahwa pemesanan akan setidaknya sama (seperti 2018),” katanya.

Sementara itu Asosiasi Hotel Thailand mengatakan pemesanan dari China, yang tercatat menurun setelah 47 wisatawan Tiongkok meninggal dalam kecelakaan kapal tenggelam di Phuket pada Juli, saat ini telah berangsur normal.

Perjalanan keluar Tiongkok ke AS mengalami perlambatan yang signifikan sejak ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington mulai meningkat.

Pada Juli-September, kedatangan turis asal Tiongkok turun 20 persen dari tahun sebelumnya, menurut Lembaga Penelitian Pariwisata China, yang menganalisis data perjalanan Tiongkok.

“Untuk setiap warga negara, menjadi jelas bahwa saat ini tidak tepat secara politis untuk melakukan perjalanan ke AS, terutama untuk liburan,” kata juru bicara lembaga itu.

Prospek untuk Australia dan Selandia Baru, yang sebelumnya populer sebagai destinasi wisata turis Tiongkok, juga kurang cerah.

Pada bulan November, kedatangan turis Tiongkok di Selandia Baru tercatat 4,4 persen di bawah tahun sebelumnya, dan di Australia hanya 1,6 persen lebih tinggi.

Air New Zealand jauh-jauh hari telah memperkirakan bahwa tingkat keterisian bangku dari daratan China bakal menurun pada tahun ini.

Du Ge, seorang direktur penjualan di Beijing Xinjie International Travel Service yang mengorganisir tur ke Selandia Baru dan Australia, mengatakan pemesanan menjelang libur Imlek masih lemah, yang dikaitkannya dengan iklim ekonomi.

“Tiga atau empat tahun lalu, kita bisa memiliki lebih dari 3.000 pemesanan. Sekarang, mungkin 1.000,” katanya.

“Pariwisata dianggap sebuah kemewahan, sesuatu yang harus dimiliki setelah perut kenyang. Tetapi ketika pendapatan masyarakat turun, pariwisata akan terpengaruh.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya