Menpar Ingin Jadikan Borobudur Destinasinya Milenial

Menteri Pariwisata Arief Yahya menerima plakat kenangan-kenangan usai menjadi pembicara dalam seminar Legenda Borobudur yang berlangsung di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (15/2/2019) lalu. Foto:DokPar

Klik nusae – Candi Borobudur selama ini memang dikenal hampir ke seluruh dunia. Banyak wisatawan mancanegara yang menjadikan Borobudur sebagai pilihan utama saat berkunjung ke Indonesia.

Seiring dengan perubahan global kementerian pariwisata pun  mengupayakan agar destinasi wisata Candi Borobudur semakin diminati wisatawan milenial melalui berbagai dukungan dan promosi wisata yang efektif untuk menjaring kunjungan anak muda.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam seminar bertema Legenda Borobudur yang berlangsung di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta,belum lama ini, mengatakan, popularitas destinasi Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, harus terus ditingkatkan di kalangan wisatawan milenial.

Ia menambahkan wisatawan milenial selama ini menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Indonesia khususnya ke destinasi wisata unggulan Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang).

“Wisman milenial menjadi pasar terbesar kita ke depan. Hampir 51 persen wisman yang datang atau inbound kita adalah wisatawan milenial,” kata Menpar Arief Yahya saat menjadi pembicara kunci dalam seminar tersebut.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, untuk mempopulerkan Borobudur Menpar mengusulkan dilakukannya lomba kepenulisan tentang kisah Legenda Borobudur dengan narasi yang lebih imajinatif.

Selain itu ia juga mengusulkan digelarnya lomba pembuatan visual termasuk seni pertunjukkan, film, animasi, dan game.

“Lomba narasi dan visual Legenda Borobudur juga ditujukan untuk milenial,” kata Arief Yahya.

Ia mengatakan, kegiatan lomba Legenda Borobudur tersebut diharapkan dapat berjalan sesegera mungkin atau paling lambat pada Maret tahun ini.

Lomba narasi dan visual yang ditujukan bagi milenial kata Arief Yahya, bisa berupa antara lain foto, TVC/Video, blog, vlog yang saat ini menjadi tren dan bagian gaya hidup mereka. “Intinya lomba Legenda Borobudur ini akan lebih imajinatif, populer, dan milenial,” kata Arief Yahya.

Sebagai perbandingan, popularitas Angkor Wat di Kamboja mendunia lewat tayangan film, novel, maupun game. Tercatat ada 10 judul film internasional mengambil gambar dan cerita Angkor Wat. Untuk itu, Borobudur bisa mengadopsi cara sukses Angkor Wat dalam hal menjaring wisatawannya.

“Wapres Yusuf Kalla meminta agar sebelum NYIA (New Yogyakarta International Airport) dioperasikan sudah ada wismannya,” kata Arief Yahya.

Ia mengatakan, dengan dioperasikannya NYIA kunjungan wisman ke Yogyakarta dan Joglosemar pada umumnya diproyeksikan meningkat pesat dari dari 250 ribu menjadi 2 juta wisman.

Arief Yahya mengatakan, menyambut dioperasikan NYIA, Kemenpar bersama stakeholder pariwisata akan menyelenggarakan famtrip dengan mengundang tour operator, travel perjalanan wisata, dan media dari mancanegara sumber wisman untuk berkunjung ke Joglosemar.

Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X menyampaikan usulan agar kawasan Borobudur yang ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) dikembangkan sebagai ecomuseum atau museum luar ruang serta wisata pedesaan dan memperbanyak kunjungan ke Yogyakarta.

Penyelenggaraan seminar Legenda Borobudur sendiri merupakan rangkaian dari upaya meningkatkan kunjungan wisman ke Borobudur dan Joglosemar.

Seminar juga berkaitan dengan akan dioperasikannya bandara baru New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, pada awal April 2019.

Seminar tersebut membahas beragam materi di antaranya terkait Legenda Borobudur, mengangkat nilai-nilai legenda Borobudur baik dari sejarah, tradisi, misteri/mitos maupun folklore.

Selain itu juga story telling tentang legenda, nilai-nilai strategis Borobudur, dan pemanfaatannya untuk kesejahteraan dan kemanusiaan.

Seminar sehari yang dihadiri sekitar 300 peserta dari kalangan akademisi, industri pariwisata, komunitas, pemerintah, dan media tersebut menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Mr. SVAY Pisith diikuti oleh Mr. CHEA Sarith, Deputy of Tourism Department and Archeologist of APSARA National Authority, Cambodia, Taufik Rahzen Staf Ahli Menteri Bidang Budaya, Dr. Djoko Dwiyanto.M.Hum Dept. Arkeologi, FIB UGM, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A. Program Studi S2 – S3, Kajian Pariwisata, Sekolah Pascasarjana, UGM.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya