Menpar Akui Kenaikan Tiket Pesawat “Hancurkan” Okupansi Hotel
Klik nusae – Semakin nyata. Kenaikan harga tiket pesawat domestik berdampak pada tingkat okupansi hotel di Tanah Air. Jika biasanya hotel-hotel di Indonesia pada periode ini (Januari-Februari) memiliki tingkat okupansi 50-55 persen. Sekarang turun tinggal 30 persen.
“Sudah berdampak. Hampir semua okupansi hotel mencapai 30 persen. Meski sedang low season tetapi tidak separah seperti sekarang ini,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di sela acara peluncuran Indonesia Muslim Travel Index 2019, Rabu (13/2/2019).
Menpar Arief menyebutkan kenaikan harga tiket pesawat domestik pemicu turunnya tingkat okupansi hotel di Tanah Air.
Imbas kenaikan harga tiket pesawat, menjadi hanya 30 persen. Alhasil, menurut Arief, banyak kepala daerah yang protes akan kenaikan harga tiket pesawat.
Ia juga menyebutkan kenaikan tiket pesawat berdampak pada seluruh ekosistem pariwisata. Mulai dari hotel, bandara, UMKM, restoran, dan obyek wisata.
“Kalau harga naik besar dan mendadak itu pasti berimbas buruk. Rusak semua ekosistemnya, apa itu yang diinginkan? Kemenhub sudah pasti mengingatkan mati-matian ” Kata Arief.
Kenaikan harga tiket pesawat domestik menurut Arief ada sangkut paut dengan tingginya harga avtur di Indonesia dibanding luar negeri.
“Sedangkan operasional pesawat 40 persennya untuk avtur,” Kata Arief.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019) menyebutkan akan memanggil Direktur Utama Pertamina, perihal monopoli avtur untuk penerbangan di Bandara Soekarno Hatta.
(adh/kom)