Arab Saudi Mulai Membuka Wisata Gua Untuk Turis

Klik nusae – Kalau selama ini Arab Saudi terkenal tertutup untuk hal-hal yang terkait destinasi wisata, sekarang mulai membuka diri. Bahkan tak lama lagi, sejumlah gua purbalaka akan dijadikan sebagai destinasi wisata alam dan sejarah.

Pada tahun ini, para wisatawan dari berbagai belahan dunia bisa datang untuk menikmati stalaktit-stalaktit terindah yang berada di gua-gua purbakala.

Negara yang sebelumnya hanya membuka pintu bagi kaum muslim beribadah haji dan umrah ini menunjuk Saudi Geological Survey (SGS) untuk memetakan gua yang menarik dikunjungi.

Pengembangan industri wisata memang menjadi salah satu poin dalam Vision 2030, peta biru mengenai perluasan industri di Arab Saudi di luar minyak dan ibadah.

Dikutip dari Lonely Planet pada Rabu (6/2/2019), SGS mengaku sudah mengantongi nama lima gua yang bakal dibuka untuk turis pada tahun ini.

“Kami siap menerima kunjungan wisatawan,” kata Direktur SGS, Mahmoud Al Shanti.

“Saat ini kami sedang membangun jalur pengunjung, namun belum bisa mengumumkan nama lima gua yang dimaksud,” lanjutnya.

Walau dibuka menjadi destinasi wisata, namun SGS tetap mewanti-wanti turis agar ‘tak meninggalkan jejak, cukup mengambil foto’ sebagai aturan utama dalam berkunjung ke gua-gua purbakala itu.

Karst As Sulb menjadi salah satu gua yang disebut masuk dalam daftar pengembangan destinasi wisata Arab Saudi.

Gua ini berada 200 km dari ibu kota, Riyadh. Di dalamnya terdapat tumpukan bebatuan gamping yang jumlahnya terbesar di Arab Saudi.

SGS memperkirakan bahwa gua ini bisa menerima kunjungan sekitar 1.000 turis setiap tahunnya.

Selain memetakan lokasi gua dan membangun akses, SGS juga melakukan pemilihan operator wisata yang bakal mendapat izin resmi untuk membawa turis berkunjung ke destinasi wisata alam ini.

SGS juga berencana untuk melakukan pelatihan kepada masyarakat setempat agar ikut siap dalam menyambut turis yang datang dari penjuru dunia.

“Gua-gua ini berada di daerah terpencil yang juga dihuni masyarakat lokal. Mereka harus siap menerima keberadaan pendatang,” kata Al Shanti.

“Bukan cuma turis, para peneliti juga bakal berdatangan. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak,” lanjutnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya