Jumlah Wisatawan Di Gunungkidul Turun 90 Ribuan
JELAJAH NUSA – Dampak bencana tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung ternyata berimbas terhadap kunjungan wisatawan ke Gunungkidul,Yogyakarta. Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul mencatat terjadi penurunan sekitar 90 ribu kunjungan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru 2019 dibandingkan tahun lalu.
Diperkirakan penurunan ini karena psikologis masyarakat pasca tsunami di Banten dan Lampung beberapa waktu lalu.
Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono menjelaskan kunjungan wisatawan dari tanggal 22 Desember 2018 sampai 31 Desember 2018 baru mencapai 176.707 orang wisatawan.
Untuk libur Tahun baru Selasa (1/1/2019) diperkirakan sekitar 20-an ribu wisatawan. Jika dijumlahkan jauh dari target yang ditetapkan yakni 344 ribu wisatawan selama libur Natal dan Tahun Baru.
“Jumlah pengunjung menurun sekitar 90-an ribu wisatawan dibandingkan libur Natal dan tahun baru tahun lalu. Tahun lalu ada sekitar 290 ribu wisatawan,” kata Hary, Selasa (1/1/2019).
Penurunan ini, menurut dia, karena 85 persen kunjungan wisatawan ke Gunungkidul adalah pantai dan beberapa waktu lalu ada tsunami. Selain itu, cuaca memang tidak mendukung.
“Informasi gelombang pasang, dan adanya hoax tsunami juga berpengaruh. Pasca tsunami mempengaruhi psikologis masyarakat untuk berkunjung ke pantai,”katanya.
Target Pemkab Gunungkidul tidak sampai, karena wisata dikawasan ini berbasis alam terkait dengan pantai.
“Sebenarnya di Gunungkidul tidak hanya pantai, sehingga menjadi catatan kami untuk mengembangkan wisata non pantai,”ujar Hary.
Soal wisata non pantai, Kawasan Strategis Pariwisata (KSP) IV, V dan VI sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2014 di Gunungkidul dapat menjadi tujuan wisata alternatif selain pantai.
Diantaranya Gunung Api Purba Nglanggeran (geosite), Lokasi Out Bound Jelok, Hutan Wanagama, Air Terjun Sri Getuk, Gua Rancang Kencana, Kerajinan Batik Kayu Bobung.
“Kita terus mengembangkan wisata non pantai,” ucapnya.
Target setahun pun tidak tercapai. Hingga 31 Desember 2018, wisatawan yang datang tercatat baru 3.040.095 pengunjung. Sementara target wisatawan hingga tutup tahun adalah sebanyak 3,5 juta pengunjung.
“Sementara target PAD Rp 28,2 miliar, terealisasi Rp 24, 2 miliar (minus Rp 4 miliar),” kata Hary.
Pihaknya mengaku sulit memenuhi target, baik PAD maupun kunjungan wisata di tahun 2018. Kondisi alam berpengaruh terhadap pemenuhan target pariwisata. Pasca-badai cempaka, kunjungan wisata benar-benar sepi sehingga target triwulan pertama tidak memenuhi target. Kondisi yang sama terjadi di pertengahan tahun, gelombang tinggi datang. Pantai Sepanjang di Kecamatan Tanjungsari tidak terlalu banyak pengunjung.
“Kunjungan seperti ini seperti libur biasa, jauh menurun dibandingkan tahun lalu,” kata Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul Surisdiyanto saat ditemui di Pantai Sepanjang, Selasa.
Dia mengatakan, penurunan wisatawan sudah dirasakan sejak adanya tsunami Banten dan Lampung pekan lalu.
Terlihat tidak banyak wisatawan yang mengunjungi pantai saat malam pergantian tahun. Hanya dibeberapa pantai wisatawan datang dan menginap. Seperti di pantai Watu Kodok, Ngrumput, dan Sanglen.
(adh)