Akibat Bencana 1 Juta Wisman Batal Ke Indonesia
JELAJAH NUSA – Bencana alam menjadi hal yang sensitif bagi wisatawan. Buktinya, akibat berbagai bencana yang terjadi di Indonesia mulai gempa, tsunami hingga erupsi sejumlah gunung berapi menghambat kedatangan jutaan wisatawan mancanegara ( wisman) ke Indonesia.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, ada sekitar satu juta wisman yang membatalkan berlibur di negeri ini. Pembatalan liburan di akhir tahun salah satunya karena bencana tsunami di Selat Sunda.
“Bencana mempengaruhi. Ada tiga bencana besar dan impact-nya ada satu juta wisman batal datang ke Indonesia,” ujar Arief, di Semarang, Jumat (4/1/2019).
Menteri asal Banyuwangi ini merinci tiga bencana besar itu yakni gempa di Lombok, gempa dan tsunami di Palu, dan tsunami di Selat Sunda di penghujung tahun 2018.
Meski terjadi bencana, menurut Menpar, selama libur natal dan tahun baru, jumlah kunjungan wisatawan masih tumbuh. Namun pertumbuhan hanya sekitar 5 persen.
“Di Palu, meski bukan destinasi utama tapi orang luar tidak tahu, tahunya di Indonesia ada gempa dan tsunami. Lalu pada gempa Lombok, wisman turun drastis dan banyak yang membatalkan” katanya.
Arief memaparkan, turunnya kunjungan wisman salah satunya disumbang dari China. Negeri tirai bambu itu sebelumnya selalu menempati urutan pertama yang berwisata di Indonesia. Wisatawan berkunjung di kompleks wisata Taman Sari Yogyakarta, Jumat (9/11/2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia secara kumulatif (Januari-September 2018) mencapai 11,93 juta kunjungan, atau naik 11,81 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2017 yang berjumlah 10,67 juta kunjungan.
“Travel advice yang dikeluarkan pemerintah China sangat efektif, karena travel advice mereka dianggap sebagai larangan, dan mereka sangat patuh kepada pemerintahnya,” tambahnya.
Hal berbeda dialami warga Australia. Mereka tetap ke Indonesia meski bencana kerap melanda Indonesia.
Menurut Arief, penurunan kunjungan wisatawan asal Australia tidak sebanyak China, dan hanya sekitar 10-12 persen saja.
“Orang Australia merasa mengunjungi Bali seperti pulang kampung,” katanya.
(adh)