Kemenhub Targetkan 162 Juta Penumpang Udara Di 2019

 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan pemeriksaan kelaikkan pesawat (Ramp Check) di Bandara Soekarno Hatta, belum lama ini. Foto:IG

Klik nusae – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan tahun 2019 pihaknya menargetkan pertumbuhan penumpang moda angkutan udara sebesar 13,83 persen atau mencapai 162 juta.

Angka ini optimis tercapai mengingat  rata-rata pertumbuhan penumpang angkutan udara sejak 2014 hingga 2018 sebesar 9,2 persen.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2016 sebesar 14,73 persen dari 102 juta menjadi 117 juta penumpang.

“Target kita tahun ini, penumpang angkutan udara mencapai 142 juta,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti kepada wartawan di Jakarta,kemarin.Hanya saja, per November realisasinya baru sebesar 126 juta.

Lebih lanjut, Polana menjelaskan pertumbuhan kargo juga cukup bagus. Sejak 2014 sampai 2018, rata-rata pertumbuhannya sebesar 6,5 persen.

“Target tahun ini bisa tumbuh 11,2 persen menjadi 1,24 juta ton,” ujarnya. Hanya saja hingga November, realisasinya baru sebesar 1,12 juta ton.

Sebelumnya pada 2017, realisasi jumlah kargo sebanyak 1,115 juta ton. Angka itu naik 4,64 persen dibandingkan 2016 yang sebesar 1,1 juta ton.

“Tahun depan kita harap terus tumbuh. Target kita naik 4,03 persen menjadi 1,29 juta ton,” kata Polana.

Ada 108.780 Kursi Pesawat Tambahan di Libur Natal dan Tahun Baru

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub juga antisipasi atas perkiraan lonjakan penumpang pesawat selama masa libur Natal dan Tahun Baru 2019 (Nataru).

Ada 108.780 kursi pesawat tambahan yang sudah diizinkan dari seluruh maskapai baik penerbangan domestik maupun internasional.

Polana B Pramesti menjelaskan, pihaknya akan melakukan pengawasan dan memprediksi akan tingginya penumpang sepanjang Nataru yang sudah berlangsung pada hari ini hingga 6 Januari 2019.

“Selama itu setiap hari kami monitoring. Untuk puncaknya kami perkirakan 22 Desember 2018. Memang hari ini juga sudah mulai liburan sekolah,” ujarnya.

Pihaknya memprediksi total penumpang pesawat dalam periode itu mencapai 6.537.119 orang. Angka itu lebih tinggi 8,76% dari total penumpang saat Nataru di tahun sebelumnya yang mencapai 6.010.529.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang itu, Ditjen Perhubungan Udara sudah mengeluarkan flight approval atas tambahan jadwal penerbangan yang diajukan oleh para maskapai.

Untuk domestik telah diizinkan total penambahan penerbangan sebanyak 513 penerbangan dengan tambahan kapasitas sebanyak 72.971 kursi. Sedangkan internasional sebanyak 129 penerbangan dengan tambahan 35.809 kursi.

“Sehingga untuk grand total extra flight domestik maupun internasional mencapai 642 penerbangan dengan total seat tambahan 108.780,” tambah Polana.

Bangun Lima Bandara Baru

Kemenhub menargetkan ada pembangunan lima bandara baru pada 2019. Polana Pramesti mengatakan kelima bandara tersebut terdiri atas Bandara Siau di Sulawesi Utara, Bandara Tambelan di Bintan, Bandara Muara Teweh di Kalimatan Tengah, Bandara Buntu Kunik di Toraja, dan Bandara Pantar di Nusa Tenggara Timur.

“Sepanjang 2015-2018 sudah membangun 10 bandara, sedangkan 2019 ada 5 bandara lagi,” sebutnya.

Polana menambahkan selain fokus pada pembangunan, Kemenhub juga melakukan pemeliharaan dan pengembangan bandara, yang meliputi 238 bandara rawan bencana dan 194 bandara daerah terisolasi.

Selain itu, dilakukan pemeliharaan untuk 103 bandara di wilayah perbatasan dan 109 landas pacu (runway) bandara.

Khusus peningkatan kapasitas bandara, lanjutnya, dilakukan terhadap 15 lokasi. Adapun jumlah kapasitas yang sudah ditingkatkan mencapai 36 juta penumpang per tahun.

Pembangunan bandara tidak hanya bersumber dari dana APBN. Skema lain yang diterapkan mencakup Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), dan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Bandara yang dikembangkan dengan skema KSP antara lain Bandara Sentani di Jayapura, Bandara Fatmawati di Bengkulu, Bandara Radin Inten II di Lampung, dan Bandara Hanandjoeddin di Tanjung Pandan.

Khusus bandara skema KPBU mencakup Bandara Bali Utara, Bandara Komodo di Labuan Bajo, Bandara Singkawang Baru, dan Bandara Juwata di Tarakan.

Polana menuturkan bandara yang dibangun menggunakan skema PMN hanya Bandara Banyuwangi, Bandara Wirasaba, dan Bandara Jember.

Dari semua bandara yang proses pengembangannya melalui skema KPBU, hanya Bandara Komodo yang sudah memasuki tahap prakualifikasi dengan 20 proposal dari investor yang sudah diterima Kemenhub. Sementara itu, tiga bandara sisanya masih tahap studi awal (preliminary study).

Dalam perkembangan lain, dia juga mengungkapkan akan dilakukan peresmian lima lokasi di Sulawesi dalam waktu dekat, yakni Bandara Baru Morowali, Terminal Baru Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk, Terminal Baru Bandara Lagaligo Luwu, Terminal Baru Bandara H. Aroeppala Selayar, dan Terminal Baru Bandara Betoambari Baubau.

Rencananya, Presiden Joko Widodo akan langsung meresmikan kelima fasilitas transportasi udara tersebut.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya