Berkunjung Ke Pantai Yogyakarta Perhatikan Masalah Ini

Pantai Watu Bolong, Gunungkidul.Yogyakarta ini terlihat ramai setiap hari libur. Pantainya yang bersih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Tak perlu takut berlibur di pantai. Yang penting diingat adalah selalu waspada dan tetap memperhatikan kondisi alam. Seperti saat berkunnjung  di kawasan Pantai Selatan Gunungkidul, DI Yogyakarta, terdapat ceruk tebing.

Banyak wisatawan yang memanfaatkan untuk berteduh, padahal sangat berbahaya jika terjadi longsoran. Sejumlah pantai dipasang garis polisi untuk mengantisipasi wisatawan berteduh.

“Ceruk biasanya digunakan wisatawan untuk berteduh dari terik matahari ataupun hujan, memang ada beberapa titik pantai yang ada curuk tebing bebatuan,” kata Koordinator SAR Satlinmas Korwil II, Gunungkidul,Marjono,kemarin.

“Padahal berteduh di lokasi ceruk itu berbahaya, jika sewaktu-waktu longsor, seperti di Pantai Sadranan beberapa tahun lalu,” katanya.

Untuk mengantisipasi, sebenarnya sudah terpasang papan peringatan. Selain itu, personel SAR Satlinmas sudah berusaha memberitahukan melalui lisan ataupun pengeras suara. Namun wisatawan sering tidak mempedulikan, dan tetap berteduh saat panas maupun hujan.

“Kami sudah memberikan peringatan tetapi banyak wisatawan yang ngeyel,” ujarnya.

Disinggung mengenai kondisi gelombang, Marjono mengatakan, saat ini untuk gelombang di kawasan pantai selatan masih tergolong landai dan aman untuk dikunjungi.

Seorang pengunjung berfoto dengan latarbelakang batu karang di Pantai Watu Bolong, Gunungkidul. Foto:IG

Selain itu, zona bahaya di Pantai Baron berupa aliran sungai juga disebut masih aman. Termasuk zona bahaya di Pantai Baron berupa aliran sungai.

Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Surisdiyanto, menambahkan untuk mengantisipasi runtuhnya curuk tersebut, sejumlah curuk dipasang garis polisi. Salah satunya di Pantai Ngandong.

Timnya terus melakukan pengawasan dan patroli saat terdapat aktivitas wisata di pantai. Ia menegaskan, berlindung di bawah ceruk bebatuan membahayakan nyawa, meskipun sudah diberikan tiang penyangga dari kayu.

“Terus kita melakukan pemantauan,” katanya.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono menyampaikan, pasca robohnya tebing pantai Sadranan tahun 2015 lalu yang menewaskan 4 orang wisatawan dan melukai belasan lainnya, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan ahli geologi.

Ahli geologi menilai bahwa kawasan pantai selatan merupakan batuan terumbu karang batuan lunak dan mudah larut jika terkena ombak.

“Tahun lalu sudah kami pasang papan peringatan puluhan titik. Kami mengimbau agar wisatawan tidak berteduh diantara tebing,” katanya.

(adh/kom)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya