Arief Yahya: Digital Media Efektivitasnya 4 Kali Lipat
JELAJAH NUSA – Google mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata (Menoar) Arief Yahya atas kontribusinya dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Ucapan terima kasih tersebut disampaikan dalam acara Google for Indonesia di Ciputra Artpreneur Gallery, Jakarta.
Menpar menjadi Keynote dalam kegiatan yang diikuti 1200 peserta dari kalangan Pemerintah, business, content creator, UKM, coders, NGO, dan komunitas lainnya.Acara ini diisi oleh Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dan perwakilan dari Google global.
Menurut Arief, Google sudah mempelopori pengembangan inovasi baru mendukung pariwisata. Seperti searching menggunakan Google Search dan Google Maps, pemasaran produk lokal pariwisata menggunakan Google Bisnisku, promosi keindahan alam menggunakan Streetview (Raja Ampat, Borobudur, Danau Toba).
“Kerja sama antara Kemenpar dengan Google sudah terjalin 3 tahun ini. Google itu mitra utama Kemenpar untuk mengimplementasikan digital marketing,” ujar Arief, Rabu (5/12/2018).
Google juga memiliki Google Gapura Digital. Sebuah program pelatihan bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Arief berharap Google Gapura Digital yang melatih 1 juta UKM, agar 15 persennya atau 150.000 pesertanya adalah UKM Pariwisata.
“Google Gapura Digital sejalan dengan program Kemenpar. Yaitu Wonderful Indonesia Start-Up Academy (WSA), yaitu membuat start-up Pariwisata. Sehingga akan makin banyak UKM Pariwisata,” kata Arief.
Arief juga menyampaikan, business bisa tumbuh hebat karena regulasi dan teknologi. Termasuk pariwisata Indonesia yang tumbuh pesat.
Dalam catatan The Telegraph pariwisata, Indonesia masuk Top 20, growth 22% atau 3 kali lipat dan WTTC masuk dalam Top 9.
“Pertumbuhan yang pesat ini hanya bisa dicapai melalui Teknologi, yaitu program Go Digital. 70 persen customers Kemenpar (wisatawan) sudah digital,” jelas Arief.
Oleh sebab itu, alokasi anggaran Kemenpar 70 persennya untuk Digital Media, 30 persen untuk awareness di Conventional Media.
“Digital media efektivitasnya 4 kali lipat dari conventional media,” jelas Arief.
Regulasi juga sangat penting. Menurutnya, perkembangan industri pariwisata di Indonesia masih terhambat perizinan.
Deregulasi dinilai menjadi kunci penting kesuksesan industri tersebut. Dia menjamin akan menyediakan regulasi yang mendukung.
“Investor semuanya mengeluh karena lama waktu mengurus perizinan dan seolah-olah dilempar sana-sini. Cara mudahnya, adalah membentuk kawasan ekonomi khusus (KEK). Di kawasan tersebut, pemerintah bisa membuat aturan khusus. Sekalinya suatu daerah sudah punya KEK, perizinan akan lebih mudah dan cepat,” kata dia.
Dalam kesempatan ini, dia juga mendorong para milenial yang ikut acara ini untuk turut serta memajukan pariwisata Indonesia.
Dia juga mengundang peserta di acara ini untuk ikut Wonderful Indonesia Start-Up Academy.
“Karena milenial memiliki Esteem Needs, kebutuhan untuk diakui, ke tempat wisata baru yang belum dikunjungi orang lain,” paparnya.
(adh)