Pendiri Yayasan UII Pertama Ternyata Orang Bandung

Ketua DPP IKA UII, Prof Dr Mahfud MD saat memberikan sambutan dalam acara makam malam bersama Ikatan Keluarga SAlumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) di Rumah Makan Sindangreret,Jumat malam (16/11/2018). Foto:Adhi

JELAJAH NUSA – Tauhkah Anda bahwa pendiri Yayasan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogjakarta ternyata asli orang Bandung,Jawa Barat. Namanya, Said Wirasmana Hasan. Orang pertama yang ada di deretan pendirian akte pada 8 Juli 1945. Tepat 40 hari sebelum kemerdekaan Repulik Indonesia.

“Orang sering menyebut universitas tertua itu adalah Universitas Gajah Mada (UGM). Salah itu. Universitas nasional tertua adalah Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dan, salah satu pendiri Yayasan UII di akte pendirian adalah asli orang Bandung, Said Wirasmana Hasan,” demikian disampaikan Ketua DPP IKA UII, Prof Dr Mahfud MD, Jumat malam (16/11/2018) ketika menghadiri acara welcome dinner bersama Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) di Rumah Makan Sindangreret,Jalan Surapati Bandung.

Mahfud dalam kesempatan tersebut menjelaskan secara singkat keberadaan UII dan beberapa universitas di Indonesia lainnya.

Menurutnya, UII berdiri murni karena semangat pribumi untuk memperbaiki pendidikan anak negeri. Para tokoh pejuang ketika itu seperti Dr. Mohammad Hatta (Wakil Presiden Pertama Indonesia), Mohammad Natsir, Mr. Mohamad Roem, dan KH. Wahid Hasjim memutuskan untuk mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI).

Dalam perjalanannya kemudian STI berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut Universitas Islam Indonesia (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.

Menurut Mahfud, ada perbedaan dengan universitas lain dalam kelahirannya. Semisal, Institut Teknologi Bandung (ITB) justru jauh lebih tua, namun kelahirannya karena adanya kritik terhadap Kolonial Belanda yang dinilai tidak memperhatikan rakyat Indonesia.

“Jadi kelahiran univeritas lainnya seperti ITB di Bandung, Stovia atau sekarang Universitas Indonesia (UI), sekolah kedokteran di Kalten Yogyakarta lebih ke politik etis. Belanda dinilai tak memperhatikan rakyat Indonesia, maka dibangunlah universitas-universitas tadi itu,” lanjut mantan Ketua Mahkamah Konstotusi (MK) ini.

Acara Welcome Dinner sendiri diisi dengan ramah tamah. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua PHRI Jawa Barat H Momon Abdurahman, Kapoltabes Bandung dan undangan lainnya.

“Kami mengucapkan selamat datang kepada Pak Mahfud dan selamat pula atas terpilihnya saudara Iman Nurhaeman sebagai Ketua IKA UII Jabar periode 2018-2023,” kata Momon dalam sambutannya.

Ketua DPW IKA UII Jabar periode 2013-2023 Iman Nurhaeman menyampaikan pidato pertamanya dihadapan IKA UII di Sindangreret,Jalan Surapati,Kota Bandung. Foto:adhi

Ia berharap IKA UII, khususnya yang berada di Jawa Barat bisa turut serta dalam membangun pariwisata menjadi lebih baik lagi.

Sementara itu Iman Nurhaeman saat didaulat untuk memberikan pidato pertamanya setelah dikukuhkan menjadi Ketua IKA UII Jawa Barat mengemukakan bahwa kedekatan dirinya dengan insan pariwisata di Jawa Barat sudah terbangun sejak lama.

“Asal muasalnya ketika saya diminta untuk membantu pemilik hotel dan restaurant di Bandung karena adanya pungutan royalty lagu-lagu yang diputar. Alhamdullilah, aturan itu akhirnya di cabut,” kata Iman yang juga advokat ini.

Sejak itu Iman memang sangat dikenal dan cukup akrab dikalangan industry pariwisata seperti perhotelan dan restaurant. Bahkan pria yang dikenal someah (ramah)  ini sekarang diminta sebagai penasehat hokum PHRI Jawa Barat.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya