Pariwisata Menjadi Lokomotif Pembangunan Jawa Barat
Jelajah Nusa-Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat menetapkan bahwa dalam 5 tahun mendatang, pariwisata dapat menjadi lokomotif pembangunan di Jawa Barat. Ada tiga destinasi pariwisata unggulan di Provinsi Jawa Barat (Jabar) yaitu Kota Bandung, Geopark Ciletuh di Pelabuhanratu, dan Pantai Pangandaran. Ketiga lokasi ini akan dikembangkan sebagai destinasi kelas dunia. Selain tiga lokasi tersebut, tentunya masih banyak destinasi pariwisata yang menjadi daya tarik Jawa Barat.
“Kami mengapresiasi kinerja Gubernur Jawa Barat beserta jajarannya yang mengedepankan pariwisata dalam rencana pembangunan 5 tahun ke depan. Industri pariwisata merupakan industri yang paling murah dan mudah. Pariwisata bisa meningkatkan PBD dan devisa serta membuka lapangan kerja. Pariwisata bisa menjadi industri yang terbesar dan terbaik,” kata Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya pada pembukaan Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Barat di Grand Ballroom Trans Luxury Hotel, Bandung.
Secara keseluruhan, pembangunan pariwisata saat ini menempati posisi 9 untuk pertumbuhan pariwisata di dunia, posisi 3 di Asia, dan posisi pertama di Asia Tenggara. Ini membuktikan bahwa industri pariwisata di Indonesia terus bertumbuh. Tahun 2019, pariwisata masuk di sektor unggulan, posisinya kedua setelah pertanian dan sebelum perikanan.
Menpar menjelaskan janjinya kepada Presiden yakni, pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar serta menjadi yang terbaik di regional dan internasional. Hal ini dibuktikan dengan _Branding Wonderful Indonesia_ sudah mengalahkan Branding Thailand dan Malaysia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa rencana pembangunan Jawa Barat dalam 5 tahun ke depan akan mengarah pada Jawa Barat Juara Lahir dan Batin. Hal ini sejalan dengan rencana bahwa pembangunan selama 5 tahun ke depan akan banyak melibatkan sektor pariwisata dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
“Kami akan membuat ketimpangan segi layanan antar daerah di Jawa Barat akan berkurang. Secara keseluruhan, pembangunan Jawa Barat antara wilayah selatan dan utara masih belum seimbang. Hal ini akan kami atasi melalui aksesibilitas, dimana ada akses, disitu akan ada pelayanan publik yang baik. Kami akan memanfaatkan teknologi melalui digitalisasi yang menyentuh aspek pengembangan daerah di Jawa Barat,” sambung Ridwan Kamil.
*Pengembangan KEK Pariwisata*
Menpar Arief Yahya menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata di Jawa Barat akan semakin terarah dengan dilakukannya pembangunan KEK. Jawa Barat memiliki 7 eveny dari 100 Calender of Event Nasional yang didukung oleh Kementerian Pariwisata. Sementara itu akan ada dua KEK yang akan dibangun yakni KEK Cikidang di Sukabumi dan KEK Pangandaran.
Menpar Arief Yahya mengatakan, proses untuk menjadikan sebuah daerah sebagai KEK Pariwisata memang tidak mudah, namun akan ada banyak kemudahan dari pemerintah pusat bila sudah terealisasi, baik itu infrastruktur, utilitas pasar, jalan, air, listrik hingga internet. “(Semua sudah) disediakan oleh pemerintah bahkan saya yakin bandara itu bisa dibicarakan, baik yang di Pangandaran maupun Sukabumi,” katanya.
Menpar Arief Yahya melanjutkan, proses penetapan pembangunan KEK paling cepat memakan waktu 3 bulan, perkiraannya proses ini akan selesai pada awal tahun 2019. Setelah penetapan, KEK bisa mulai dibangun dengan waktu pembangunan bervariasi, paling cepat selama satu tahun, ada pula yang memakan waktu hingga tiga tahun.
Kemudahan lain dalam proses pembentukan KEK adalah tidak diperlukan anggaran khusus, yang lebih dibutuhkan adalah ketersediaan lahan. Selain itu, untuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Menpar Arief Yahya menjelaskan bahwa sudah ada regulasi yang memudahkan. “Yang paling berat umumnya adalah Amdal, dan bagus pemerintahan sekarang Amdal bisa dilakukan secara paralel,” pungkas Menpar Arief Yahya.
Kemenpar