Jurnalisme Sadar Pariwisata Harus “Nyambung” Di daerah
JELAJAH NUSA – Dalam pengembangan pariwisata tanah air,Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) akan mengambil peran serta dengan mencanangkan Jurnalisme Sadar Pariwisata. Hal ini terungkap melalui Focus Group Discussion (FGD) yang membahas soal Pencanangan Gerakan Jurnalisme Ramah Pariwisata.
“Banyak media online yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia royal memberitakan berbagai hal. Kalau ini dimanfaatkan dan diarahkan untuk hal positif membangun Indonesia, kenapa tidak,” terang Ketua Umum SMSI Pusat Auri Jaya dalam keterangan tertulis, Senin (26/11/2018).
Sebelumnya di acara FGD yang digelar di Semarang, Sabtu (24/11/2018), Ari mengatakan banyaknya anggota SMSI yang tersebar di 26 provinsi akan menjadikan media siber sebagai sarana mempromosikan potensi wisata Indonesia.
Lebih lanjut, Auri menjelaskan saat ini SMSI beranggotakan 300 media online dengan kepengurusan di 27 provinsi.
SMSI juga memiliki Cyber Indonesian Network (CIN) untuk sirkulasi berita di masing-masing portal daring mereka.
“Ini luar biasa. Bisa menjadi kekuatan yang besar untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Sebab, SMSI juga terus mendukung Kemenpar untuk mencapai target 20 juta wisatawan asing pada 2019 mendatang,” tambahnya.
FGD ini dipelopori oleh SMSI yang bekerja sama dengan Kemenpar. Melalui FGD kali ini diharapkan mampu membentengi berita hoaks saat Indonesia dilanda bencana alam.
Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah. Sebab, menurut Kemenpar dampak yang ditimbulkan dari berita hoaks terhadap ekonomi pariwisata di Indonesia cukup besar.
Seperti diketahui, pariwisata menjadi penyumbang devisa negara terbesar dari sektor nonmigas. Bahkan diprediksi pada 2019 mendatang, pariwisata digadang-gadang akan menjadi yang pertama sebagai sumber terbesar pendapatan negara.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengapresiasi penyelenggaraan FGD bertajuk Jurnalisme Ramah Pariwisata ini.
Ia berharap, sinergi antara Kemenpar dan media sebagai salah satu unsur Pentahelix semakin solid.
“Kalau ini bisa kita lakukan, pariwisata nasional akan cepat maju. Di sini dibutuhkan kepiawaian para jurnalis dalam membuat lead berita yang positif agar dapat memberikan persepsi positif,” kata Arief.
Sementara itu Editor in Chief Majalah Jelajah Nusa dan Jelajahnusa.com Adhi S Wijaya mengemukakan bahwa para jurnalis,khususnya yang berkecimpung di bidang pariwisata memiliki peran besar dalam mendorong kompetisi global.
“Persoalannya, selama ini kan baru dilakukan secara parsial. Mereka para teman-teman di daerah masih berjalan sendiri-sendiri. Kalau Serikat Media Siber Indonesia ingin menginisiasi,Jurnalisme Sadar Wisata,sudah langkah yang bagus. Tinggal bagaimana konektivitas yang dibangun supaya nyambung di daerah,” papar Adhi.
(adh)