Maktal : Insan Pariwisata Jabar Harus Bergerak Hadapi Persaingan Global
Jelajah Nusa – Wakil Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat H.R Maktal Hidayat mengajak semua insan pariwisata di Provinsi Jawa Barat untuk terus berusaha mengembangkan destinasi yang ada menjadi lebih baik. Hal ini penting karena sektor pariwisata adalah salah satu yang paling cepat menggerakan roda perekonomian.
“Kita sudah memiliki bandara internasional Kertajati.Artinya peluang kita untuk memajukan pariwisata di Jabar sangat terbuka lebar. Tinggal mari kita bersama-sama memanfaatkan momentum ini dengan baik,” kata Maktal saat dihubungi Jelajah Nusa,Senin (8/10/2018).
Dikatakan Maktal, kunjungan dua maskapai dari Kamboja, JC International Airlines dan Sky Angkor Airlines ke Bandara Kertajati juga bagian dari usaha turut bersumbangsih terhadap program pemerintah pusat menaikan rating kunjungan wisatawan.
“Pertumbuhan pariwisata kita berdasarkan penilaian World Travel and Tourism Council (WTTC) masih di peringkat ke-9. Ini menjadi tantangan kita ke depan untuk berusaha semaksimal mungkin membangun potensi wisata di Jawa Barat menjadi lebih menarik,”tambah Maktal.
Terkait kunjungan maskapai asal Kamboja,lanjut Maktal,pihaknya sedang menunggu konfirmasi,siapa saja yang akan hadir.
“Setelah kemarin bertemu dengan Dubes Indonesia di Myanmar,hari ini saya nunggu konfirmasi dua maskapai dari Siem Reap untuk bertemu. JC International confirmed, sementara Sky Angkor Airlines masih tentatif,” jelas Maktal.
Ciptakan 313 Juta Lapangan Pekerjaan
Seperti diketahui, sektor pariwisata memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian. Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia.
Tetapi juga secara global. Pariwisata juga memiliki kontribusi untuk Produk Domestik Bruto (PDB).
Itulah laporan yang disampaikan World Travel and Tourism Council (WTTC). Berdasarkan laporan itu, sektor pariwisata global disebut menciptakan 10,4% PDB dunia.
Selain itu,pariwisata menciptakan 313 juta lapangan pekerjaan secara global. Atau, memenuhi 9,9% dari total lapangan kerja global.
“Hal ini membuktikan jika sektor pariwisata memang tumbuh dengan sangat signifikan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga secara global. Dan laporan WTTC telah membuktikan hal tersebut,” tutur Menteri Pariwisata Arief Yahya menanggapi laporan WTTC, Minggu (7/10/2018).
Laporan WTTC new Power and Performance Report berdasarkan performansi pada periode tahun 2011-2017.
Ada beberapa indikator yang dijadikan penilaian. Pertama Total Contribution to GDP (Kontribusi sektor Pariwisata terhadap PDB).
Kemudian Visitor Export, khususnya International Tourism Spend (Devisa). Selanjutnya ada Domestic Spending (Belanja Wisatawan Domestik) dan Capital Investment (Investasi modal).
“Terdapat 2 instrumen penilaian ranking, yaitu WTTC Travel & Tourism Countries Power Ranking (absolute growth). Penilaiannya berdasarkan absolute growth atau pertumbuhan total tahun 2011-2017. Dalam penilaian ini, Indonesia menempati ranking ke-9,” paparnya.
Peringkat 1 sampai 3 berdasarkan absolute growth ditempati China, Amerika Serikat, dan India.
Peringkat Indonesia sendiri lebih baik dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
“Seperti Thailand yang menempati ranking 12, Filipina & Malaysia (Rank 13), Singapura (Rank 16), dan Vietnam (Rank 21),”jelasnya.
(adh)