Borobudur Travel Mart Targetkan Transaksi Rp 7,3 Miliar
JELAJAH NUSA – Borobudur Travel Mart and Expo (BTMX) 2018 yang berkahir,Senin (15/10/2018) ini,diharapkan mencapai target transaksi Rp 7,3 miliar. Atau lebih besar dari realiasi transaksi BTMX 2017 sebanyak Rp 6,3 miliar.
“Tahun ini ada kurang 83 buyers dan 83 sellers yang terlibat,” Ketua BTMX 2018 Sugeng Sugiantoro,kemarin.
Disebutkan Sugeng,dalam tiga tahun terakhir, jumlah seller maupun buyer yang mengikuti BTMX mengalami kenaikan. Pada 2016, jumlah seller sebanyak 36 booth dengan 65 delegasi dan buyer sebanyak 57 delegasi.
BTMX sendiri yang digelar di Hotel Grand Artos Magelang, Jawa Tengah mulai berlangsung sejak 12 Oktober.Event ini diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Tengah.
Puluhan puluhan seller produk wisata di Jawa Tengah dengan buyer dari seluruh Indonesia dan luar negeri dipertemukan dalam event tahunan ini.
Menurut Sugeng, event kali ini didesain khusus agar sellers Jawa Tengah lebih agresif menjual semua potensi wisata di Jawa Tengah dan sekitarnya. Di sisi lain supaya buyers lebih mengerti dan paham dengan produk-produk yang ada di Jawa Tengah.
“Dengan demikian mereka akan mudah mau mempromosikan dan menjualnya,” ungkapnya.
Sugeng melanjutkan bahwa BTMX merupakan sebuah kegiatan “business to business” dan juga expo (business to customer) yang terbuka untuk masyarakat umum. Kegiatan tahunan ini menjadi event travel berskala internasional terlengkap yang ada di Jawa Tengah.
Pada tahun 2017 jumlah seller yaitu 80 delegasi dan buyer 63 delegasi. Para buyer adalah pengusaha biro perjalanan wisata dari Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, Majalengka, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Ponorogo, Bali, Lampung, Balikpapan, Manado, Belitung, Medan, dan Padang.
“Untuk buyers luar negeri berasal dari Singapura, Malaysia, dan Kantor Perwakilan Spanyol di Jakarta,” katanya.
Sesuai permintaan para sellers, lanjut Sugeng, BTMX 2018 ini dihadirkan lebih banyak buyers dari dalam negeri yang tersebar di banyak kota di Indonesia. Meski demikian, mereka memiliki pangsa pasar luar negeri.
Selain mengikuti pertemuan “business to business”, katanya, para buyer juga akan mengikuti kegiatan post tour dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata di Kota Semarang dan Kabupaten Magelang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin, menambahkan BTMX 2018 menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Jawa Tengah, terutama wisatawan mancanegara (wisman).
Urip menyebutkan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 angka kunjungan mencapai 34,6 juta, kemudian naik menjadi 41 juta di tahun 2017.
“Tahun 2018 ini kita targetkan kembali naik menjadi 45 juta,” ungkap Urip.
Sejumlah upaya untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan dilakukan oleh Disporapar, termasuk menggandeng BPPD untuk melaksanakan BTMX.
“Kami juga mengikuti beberapa travel mart di negara-negara tetangga untuk promosi dan selling, sekaligus jemput bola wisatawan,” terang Urip.
Pergerakan jumlah wisatawan ke Jawa Tengah untuk wisatawan nusantara (wisnus) hampir sama dengan tahun sebelumnya, antara lain Jakarta,Jawa Timur, Bali, Jawa Barat dan lainnya.
Sedangkan, untuk angka wisman yang berkunjung ke Jawa Tengah ada pergeseran dari wisman asal Eropa ke wisman asal Asia Tenggara dan Cina.
(adh)