Uniknya Pasar Kumandang Di Wonosobo

Seorang gadis belia meniupkan semprong (alat peniup dari bambu) saat memasak makanan. Inilah salah satu keunikan yang bisa dijumpai di Pasar Kumandang,Wonosobo. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Ini pasar bukan pasar biasa, yang biasanya  identik dengan pengap dan semerawut. Tapi pasar yang satu ini, justru menghadirkan keunikan.

Namanya Pasar Kumandang di Wonosobo. Pasar yang ada di Desa Bojasari, Kecamatan Kertek,Kabupaten Wonosobo,Jawa Tengah ini cukup unik.

Misalnya lokasi yang berada di tengah hutan. Hal ini membuat udara pasar terasa sejuk. Belum lagi semilir angin membuat para pembeli betah berlama-lama di pasar Kumandang.

Tidak hanya itu, pasar yang berlokasi sekitar 15 kilometer dari pusat kota ini seakan memaksa para pembeli kembali ke masa lalu.

Bagaimana tidak, jika lumrahnya transaksi di pasar lain menggunakan uang rupiah, para pembeli di Pasar Kumandang justru menggunakan keping dari bathok kelapa yang sudah disediakan.

Nuansa tradisional di Pasar Kumandang semakin kental saat melihat semua penjual kompak mengenakan pakaian lurik, salah satu pakaian adat jawa. Belum lagi di sudut-sudut pasar terdapat beberapa permainan anak tempo dulu.

“Ada beberapa permainan anak yang bisa dipakai siapa saja. Kami sengaja menyediakan permainan anak tempo dulu untuk mengingatkan. Karena sekarang sudah jarang dijumpai di kehidupan sehari-hari,” kata Lurah Pasar Kumandang Sigit Budi Martono, Minggu (23/9/2018).

Untuk transaksinya, di poasar yang hanya buka setiap hari minggu ini sengaja menggunakan bathok kelapa yang sudah dibikin bulat.

Satu keping bathok tersebut senilai Rp 2 ribu. kepingan bathok itu digunakan semua transaksi di Pasar Kumandang.

“Pembali bisa menukarkan uangnya dulu. Satu keping bathok senilai Rp 2 ribu ,” terangnya.

Selain makanan tradisional, juga terdapat beberapa kerajinan warga setempat. Menurut dia, pasar yang mulai aktif dibuka sejak mei 2018 lalu untuk memandirikan masyarakat di Desa Bojasari.

“Ada beberapa nilai yang kami tanamkan di pasar ini. Misalnya menanam kemandirian serta mengembalikan akar budaya, dalam hal ini budaya Jawa,” jelasnya.

Bahkan, meski berada di hutan dengan udara yang sejuk, di Pasar Kumandang dilarang merokok. Menurut dia, hal ini juga untuk menanamkan nilai saling menghargai dengan tidak mengganggu orang lain.

“Adanya larangan merokok ini sebagai bentuk menghormati orang lain yang tidak merokok,” kata dia.

Penasaran? Coba datang ke Pasar Kumandang di Wonosobo ini. Dijamin mengasyikan.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya