Tim Kesenian Indonesia Guncang Changi Airport

Tari Piring tampil di depan publik Changi Airport. Kesenian tradisional Indonesia ini mampu memaukau penonton karena keunikannya. Foto:Dok

JELAJAH NUSA – Inilah keunikan seni budaya Indonesia. Cukup fenomenal. Kehadirannya selalu saja mampu memberikan suguhan yang memukau. Tengok saja penampilan tim kesenian Kementerian Pariwisata di Indonesia is Calling : Indonesia Land of Treasures Exhibition.

Penampilan Tari Carano, Tari Piriang, Tari Payuang, serta Tari Rantak mampu menghipnotis wisatawan yang hilir mudik di Terminal 3 Changi Airport, Singapura, 15 -16 September 2018.

“Atraksi budaya itu sengaja kami tontonkan. Kami yakin atraksi ini
bisa memukau para wisatawan yag akan bertolak dari Terminal 3 Changi Airport,” ujar PLT Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemepar Ni Wayan Giri Adnyani yang diamini oleh Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata Iyung Masruroh, Senin (17/9/2018).

Suguhan budaya yang ditampilkan pun diset maksimal. Begitu atraktif. Tari Carano misalnya.

Tarian ini merupakan tarian menyambut tamu penting dalam suatu perhelatan adat. Sebuah salam penghormatan dengan sajian Pencak Silat yang mendunia sebagai pembukanya.

Gemulai para penari yang tampil dibelakangnya pun mampu menggambarkan keramahan Ranah Minang.

Lain lagi dengan Tari Piriang. Sebuah tarian yang menceritakan keyakinan dan keberanian masyarakat Minang Kabau diperantauan. Meski merantau mereka selalu bersemangat, berani dan bertanggung jawab.

Sajian gemulai penari tampil begitu ciamik. Bagai sebuah pertunjukan akrobatik, para penari membolak balik piring dengan lihainya. Meski begitu, mereka tetap anggun dan memukau.

“Tari Piring bahkan selalu mendapat sambutan dan tepuk tangan paling meriah. Tidak terhitung berapa banyak wisatawan yang ikut memgabadikan tarian ini selama 2 hari acara. Semua begitu terpukau oleh penampilannya,” ungkap Giri Adnyani.

Tari Payuang juga tampil tak kalah eloknya. Tari Payuang sendiri merupakan lambang kecerian muda mudi Minang Kabau.

Generasi yang selalu gembira dan semangat dalam kehidupan sehari hari. Warna-warni payung seolah menggambarkan betapa menyenangkannya berwisata di Ranah Minang.

Sajian pun disempurnakan dengan Tari Rantak. Sebuah tarian yang menceritakan semangat yg tak kunjung padam dan tak kenal menyerah dalam kehidupan sehari hari masyarakat minang.

“Sajian ini merupakan komitmen Kemenpar untuk menampilkan kesenian di setiap weekend pada Indonesia is Calling : Indonesia Land of Treasures Exhibition di Changi Airport, Singapura. Dimana untuk kali ini kami fokus mempromosikan Budaya Sumatera Barat. Begitu juga bahan-bahan promosi lainnya berupa lefleat yang berisi destinasi di Sumatera Barat yang langsung diserbu penumpang di Changi,” terang Iyung.

Lebih lanjut Iyung menerangkan, Indonesia Land of Treasures Exhibition merupakan eksebisi promosi pariwisata untuk mendongkrak kunjungan wisman dari Singapura. Eksebisi ini dilakukan sejak tanggal 31 Agustus hingga 7 Oktober 2018.

Beragam destinasi pariwisata Indonesia ikut diboyong untuk menjaring wisatawan dari Singapura. Dari mulai Candi Borobudur, Danau Toba hingga destinasi Padang ada disana. Yang paling fenomenal adalah replika destinasi Labuan Bajo.

Dimana didalamnya ada replika Komodo yang dapat bergerak bila sensornya mendeteksi panas tubuh manusia.

“Ini merupakan kerjasama kita dengan KBRI Singapura. Disini juga ada Carnival Kids yg juga didesign dengan background destinasi pariwisata Indonesia. Ditempat ini anak2 dapat menikmati aneka permainan yg juga mencerminkan Indonesia, misalnya memukul gong, komedi putar, boneka badut dan lain-lain. Sehingga promosi lebih efektif karena melibatkan seluruh keluarga,” ungkap Iyung.

Dipilihnya Changi Airport, Singapura sebagai lokasi eksebisi juga bukan tanpa sebab. Predikat bandara terbaik 8 kali berturut-turut adalah jaminannya.

Bandara Changi melayani lebih dari 100 maskapai penerbangan yang terbang dari sekitar 100 negara di seluruh dunia.

Pergerakan penumpangnya pun cukup fantastis, bandara ini melayani 62.2 juta penumpang dari seluruh dunia dalam setahun.

Dari mulai wisatawan, selebritis, pebisnis hingga tokoh-tokoh terkenal dunia pernah berlalu lalang di Changi.

Bandara ini tidak ada matinya. Selama 24 jam nonstop denyut bandara ini berdetak kencang. Ini tentu masuk akal Changi merupakan hub internasional. Penghubung dunia.

Dari timur ke barat. Utara ke selatan semua terhubung ke Changi. Ini tentu sangat tepat jika Changi menjadi gate bagi pariwisata Indonesia.

“Setelah kita dapat dari Singapura, kita bisa dapat dari mana-mana. Karena Singapura itu sebagai hub, semua orang datang ke sana. Jadi memang pas kita mengejar ke sana. Ini ibarat menjaring ikan di kolam tetangga,” kata Menpar Arief Yahya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya