Kostum MFC 2018 Sudah Berstandar Internasional

Penyelenggaraan MFC 2018 yang memasuki tahun ke-8 angkat mengangkat tema ‘Eksotika Bunga Nusantara’ dan berlangsung di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang, Jawa Timur pada hari Minggu siang hingga sore 16 September 2018. Foto:Dok

JELAJAH NUSA – Standar internasional menjadi sangat penting. Setidaknya untuk lebih memudahkan ketika melakukan lawatan ke negara-negara yang sudah sangat ketat memberlakukan standarisasi. Inilah yang mendorong Malang Flower Carnival (MFC) sebagai trendsetter penyelenggaran karnaval di Indonesia menggunakan  packaging technology yang sudah diakui dunia.

“Ini sudah terbukti kostum MFC yang kita bawa di beberapa event carnival internasional antara lain di Tokyo dan Berlin baru-baru ini tidak ada masalah di bandara. Semua kita packing dengan standar internasional,” kata Agus Sunandar sebagai inisiator dan penyelenggara MFC 2018 dalam jumpa pers penyelenggaraan MFC 2018 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar,belum lama ini.

Penyelenggaraan MFC 2018 yang memasuki tahun ke-8 dengan mengangkat tema ‘Eksotika Bunga Nusantara’ akan berlangsung di sepanjang Jalan Ijen Kota Malang, Jawa Timur pada hari Minggu siang hingga sore 16 September 2018. MFC diikuti 200 peserta dan diproyeksikan akan dikunjungi sekitar 70.000 hingga 100.000 pengunjung dari Kota Malang dan provinsi lain di Indonesia.

Agus Sunandar bersama Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Eshty Reko Astuti, Staf Ahli Walikota Malang Pri Subekti, dan Kadis Budpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menjelaskan, dengan teknologi tersebut kostum carnival yang glamour dan berukuran besar, bahkan hingga tinggi 4 meter, dapat dikemas dengan praktis serta memenuhi standar kepabeanan dan karantina.

“Teknik ini mulai digunakan untuk kostum carnival pada event-event besar seperti Banyuwangi Etno Carnival, Jember Fashion Casrnival, dan Solo Batik Carnival serta event karnaval lain di daerah,” kata Agus Sunandar.

MFC 2018 terus melakukan inovasi baik dalam penggunaan teknologi maupun manajemen penyelenggaraan dengan mengacu pada standar karnaval kelas dunia seperti Rio de Jenario Carnival (Brazil), Vinice Carnival (Italia), dan Mardi Gras (USA).

“Sukses penyelenggaraan karnaval tidak lepas dari manajemen penyelenggaraan serta teknologi. Ini yang harus kita lakukan,” kata Agus Sunandar.

Agus Sunandar mengatakan enyelenggaraan karnaval di Indonesia mempunyai beberapa keunggulan terutama dalam hal kreatif konten tematik yang tidak akan habis untuk digali karena kita memiliki kekayaan seni budaya yang tersebar di seluruh Tanah Air. Selain itu partisipasi masyarakat yang tergabung dalam komunitas peserta karnaval tersebar di masing-masing daerah.

Staf Ahli Walikota Malang Pri Subekti mengatakan, MFC menjadi salah satu event unggulan Kota Malang yang diharapkan akan mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Pelajar, Kota Industri, dan Kota Pariwisata ini.

 

“Untuk mengembangkan paruiwisata, tahun ini kita menerapkan program Pariwisata Malang Raya yang mensinergikan potensi pariwisata Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Batu,” kata Pri Subekti. Pariwisata Malang Raya ini diharapkan akan membuat wisatawan yang berkunjung Kota Malang lebih panjang karena dapat mengeksplor obyek wisata sekitarnya.

Kadis Budpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan jumlah peserta WFC 2018 diproyeksikan sebanyak 200 peserta berasa dari Kota Malang sendiri juga kota-kota lain di Jawa Timur seperti Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, , Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri dan Nganjuk, serta Batu.

MFC 2018 masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun ini. Jawa Timur memiliki 8 event yang masuk dalam CoE 2018 di antaranya MFC 2018.

“Penyelenggaraan event bagian penting dalam unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesilibitas) dalam rangka memajukan pariwisata yang akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempa,” kata Esthy Reko Astuti.

MFC menjadi salah satu event unggulan Jawa Timur dan tercatat beberapa kali mendapat penghargaan di mancanegara di antaranya sebagai The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow. Tahun 2014 serta mendapat penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2016.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya