Ini Keunggulan  “Peer to Peer Direct Selling Marketing” Di Medsos

Acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Pariwisata,Kamis (13/9/2018) di Hotel Four Poinst,Thamrin,Jakarta,mendiskusikan banyak hal tentang teori marketing digital. Foto:Dok

JELAJAH NUSAEra digitalisasi memungkinkan pemasaran berbasis digital. Cara ini  dinilai memiliki lebih banyak kelebihan dibandingkan pemasaran konvensional. Melalui pemasaran berbasis digital dan sosial media, maka persebaran informasi akan lebih cepat dengan jaringan yang juga lebih luas.

“Peer to peer direct selling marketing melalui sosial media memungkinkan persebaran informasi yang bernilai lebih dalam bagi pengguna sosial media. Ini menjadi sangat penting sekarang ini,” demikian disampaikan Staf Ahli Menteri  Pariwisata Bidang Ekonomi dan Kawasan Pariwisata, Dr. Anang Sutono yang juga selaku PIC Visit Wonderful Indonesia (ViWI) saat membuka acara Focus Group Discussion (FGD),Kamis (13/9/2018) di Hotel Four Poinst,Thamrin,Jakarta.

FGD dengan  tema A Social Movement of Peer to Peer Direct Selling Marketing to Boost Indonesia Inbound Tourist ini adalah bagian  upaya mengakselerasi penjualan paket Hot Deals tahun ini.

FGD tersebut dihadiri Genpi, Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Pariwisata (PTNP) Kemenpar, para akademisi, perwakilan dari HILDIKTIPARI, Tim ViWI dan juga beberapa perwakilan asosiasi industri pariwisata lainnya.

Pada saat opening speech beliau juga menyampaikan beberapa penekanan tentang pentingnya dukungan para millenials terhadap kemajuan pariwisata Indonesia pada umumnya dan pencapaian target penjualan Hot Deals pada khususnya.

FGD tersebut menghadirkan 3 (tiga) orang pembicara yaitu Wientor Rah Mada sebagai Akademisi dan juga Praktisi di bidang Digital Marketing yang juga merupakan dosen STP Enhaii Bandung.

Pembicara kedua adalah Louis Alfonso yang merupakan Strategic Partnership Manager Traveloka dan pembicara terakhir adalah Waizly Darwin yang merupakan Tenaga Ahli Bidang Digital dan Marketing Kemenpar.

Adapun program-program Hot Deals 2018 yang telah diluncurkan Tim ViWI 2018 tentu saja perlu didukung oleh berbagai pihak, salah satunya adalah dukungan dari para millenials.

Berbicara mengenai generasi millenial, maka tidak lepas dengan era digitalisasi dan sosial media yang melekat.

Ditegaskan Anang, Peer to peer direct selling marketing melalui sosial media memungkinkan persebaran informasi yang bernilai lebih dalam bagi pengguna sosial media.

Oleh sebab itu, 10 ribu mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP), 40 ribu alumni, 50 ribu mahasiswa HILDIKTIPARI dan Genpi di 24 provinsi memiliki potensi untuk bersama-sama bergerak membantu melakukan penjualan paket-paket Hot Deals melalui platform digital yang mereka miliki pribadi seperti social media (Instagram, Facebook, dan lainnya)  kepada inbound network masing-masing.

Peer to peer direct selling yang menjadi topik pada FGD ini merupakan sebuah konsep dimana setiap orang/individu dapat menjadi sales person yang bertugas menjual paket-paket Hot Deals 2018.

Namun tentu saja sebelum setiap individu yang berasal dari mahasiswa, alumni maupun Genpi membantu melakukan penjualan paket-paket tersebut.

“Mereka tentu saja sangat perlu untuk dibekali product knowledge tentang paket-paket Hot Deals yang dimaksud,” lanjut Anang.

Dengan demikian, mereka dapat menjelaskan secara detail dan mampu melakukan approach terhadap inbound network mereka yang berpotensi membeli paket-paket yang ditawarkan.

Setelah mendapatkan product knowledge yang cukup maka diharapkan bisa dilakukan Social Movement yang merupakan gerakan yang tersinergi dalam upaya akselerasi selling paket Hot Deals.

Hanya saja, perlu dipastikan bahwa dalam melakukan gerakan bersama ini perlu dibuat sebuah grand design message atau platform yang spesifik. Contohnya direct selling platform untuk meminimalisir dampak yang tidak sesuai dengan konsep yang diharapkan.

Dan platform ini juga nantinya bertujuan sebagai penentu arah gerakan mahasiswa, alumni maupun Genpi dalam melakukan akselerasi selling Hot Deals.

Pemberian Rewarding juga didiskusikan dalam FGD tersebut dimana ketika peer to peer berhasil melakukan selling akan diberikan reward yang tidak berupa financial matter tetapi lebih pada bentuk apresiasi seperti sertifikat.

Sebelum diskusi berakhir ada hal yang dianggap sangat perlu dilakukan sebagai salah satu penentu keberhasilan social movement of peer to peer direct selling ini.

Apa itu? Yaitu sinergi dari PENTAHELIX (Akademisi, Business, Government, Community dan Media). Dengan adanya sinergi PENTAHELIX yang baik maka diharapkan  pencapaian target penjualan Hot Deals 2018 dapat tercapai dan juga target kunjungan wisman di tahun 2019.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya