Bengkulu Menuju Destinasi Maju Berkat KEK
JELAJAH NUSA – Pariwisata di Bengkulu semakin maju menyusul rencana pemberlakuan Pulau Bai sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Ditambah lagi dengan akuisisi pengelolaan Bandara Fatmawati dari UPT Kemenhub ke PT Angkasa Pura II (PT. AP II).
Kelak KEK yang didalamnya terdapat KEK Pariwisata menjadi pemicu kuat perkembangan pariwisata di Provinsi Bengkulu.
“Kami yakin setelah Bandara Fatmawati dikelola AP II akan terjadi kemajuan besar bagi pariwisata Bengkulu,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam acara launching dan press conference Festival Tabot, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar),Rabu lalu.
Menpar Arief Yahya yang didampingi Plt. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Anggota Komisi X DPR RI Dapil Bengkulu HJ Dewi Coryati, dan Stah Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti pada kesempatan itu menjelaskan, Kemenpar mendorong Pemprov Bengkulu serta para wakil rakyat agar Bandara Fatmawati nantinya bisa ditingkatkan menjadi bandara internasional dalam rangka meningkatkan kunjungan wisman ke Bengkulu.
“Pengalaman selama ini ketika Bandara Banyuwangi, Bandara Silangit Tapanuli Utara, dan Bandara H.A.S. Hanandjoeddin Belitung ditingkatkan menjadi bandara internasional, kini ada penerbangan internasional yang secara rutin membawa wisman ke sana,” kata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya berharap dengan adanya KEK Pariwisata di Pulau Baai yang terintregasi dengan pelabuhan, industri, dan pariwisata dan letaknya tidak jauh dari pusat kota dan Bandara Fatmawati sangat memungkinkan untuk mewujudkan rencana tersebut.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam mengembangkan pariwisata ketersediannya unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) yang memadai menjadi tuntutan utama, terutama konektivitas penerbangan langsung dari sumber-sumber wisman atau originasi ke destinasi Bengkulu.
Anggota Komisi X DPR RI Dapil Bengkulu HJ Dewi Coryati mengatakan, pihaknya bersama anggota DPRD dan Gubernur Bengkulu dan tokoh-tokoh masyarakat akan terus berusaha mewujudkan rencana tersebut, sehingga nantinya Provinsi Bengku menjadi destinasi unggulan yang dapat berkontribusi besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia yang mentargetkan 20 juta wisman pada 2019.
Unsur 3A untuk mendukung pariwisata Bengkulu, menurut Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, memang masih terkendala aksesibilitas.
Sedangkan untuk unsur atraksi relatif sudah memadai karena Bengkulu sudah lama terkenal ke mancanegara dengan atraksi wisatanya yaitu Bunga Raflesia serta wisata sejarah nasional dan dunia dengan peninggalan Rumah Ibu Negara Fatmawati, (Rumah Pengasingan Presiden Soekarno), dan benteng peninggalan Inggris, Malborough yang menyimpan sejarah di mana Inggris menyerahkan Bengkulu kepada Belanda, dan menerima Singapura sebagai wilayah jajahannya dalam Tratak London 1824.
“Secara historis Bengku mempunyai kedekatan dengan Singapura dan London Inggris. Dengan adanya penerbangan langsung internasional nantinya diharapkan nantinya akan banyak membawa wisatawan dari pasar Singapura maupun Inggris dan Eropa pada umumnya,” kata Rohidin Mersyah mengatakan lebih lanjut, tahun ini Bengkulu mempunyai 52 event unggulan yang digelar sepanjang 2018.
Festival Tabot merupakan satu-satunya event dari Provinsi Bengkulu yang masuk 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia dan didukung penuh oleh Kemenpar.
Pelaksanaan festival dan ritual Tabot Bengkulu berlangsung selama 10 hari ( 1 hingga 10 Muharam yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang dikenal dengan Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu.
(adh)