Atraksi Silat Dari Novel ADBM Bakal Tampil Di Kulon Progo

Launching Menoreh Art Festival 2018 & Sendratari Sugriwo Subali. Beberapa atraksi kesenian ditampilkan dalam event ini. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Ini atraksi unik di Kabupaten Kulon Progo yang diangkat dari novel ” Api di Bukit Menoreh” (ADBM). Sebuah cerita silat terkenal bikinan anak bangsa, SH Mintardja dengan latarbelakang  kerajaan Mataran Islam.

Mintardja lebih dikenal sebagai penulis cerita silat dengan latar belakang kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masa lampau. Produktivitas menulis Mintardja membuat dirinya disetarakan dengan Asmaraman S Kho Ping Hoo yang terkenal sebagai penulis cerita silat China.

ADBM merupakan kisah yang pernah terbit hingga ratusan episode di harian Kedaulatan Rakyat (KR) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Cerita bersambung ini menjadi bagian yang tidak terlewatkan bagi masyarakat Yogyakarta pada umumnya.

Kini, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Kebudayaan berniat mengangkat cerita ADBM ini ke dalam pertunjukan sendratari kolosal. Rencananya, sendratari ini akan dipertontonkan untuk pertama kali pada penghujung Menoreh Art Festival (MAF) 2018, Minggu, 27 Oktober 2018 mendatang.

MAF sendiri merupakan pagelaran seni dan budaya yang berlangsung secara marathon sepanjang 7-28 Oktober 2018 untuk memeriahkan hari ulang tahun yang ke-67 Kulon Progo.

“Maka, akhir dari pergelaran hari jadi akan dipentaskan kolosal Api di Bukit Menoreh. Hari jadi ini kita tutup dengan sendratari,” kata Untung Waluyo, Kepala Disbud Kulon Progo, kemarin.

Ide mengangkat ADBM jadi sendratari berawal dari kata “Menoreh”. Kata itu identik dataran tinggi Kulon Progo yang disebut Bukit Menoreh di mana di sana berbatasan antara Purworejo, Magelang, dan Kulon Progo sendiri.

“Karena ada kata Menoreh, maka kita ambil posisi,” kata Untung.

Namun mencipta sendratari dari kisah ini bukan perkara mudah. Disbud melibatkan anak dari Mintardja, beberapa budayawan, hingga para pakar pertunjukan, untuk mewujudkan konsep sendratari ini.

Ia mengharapkan, sendratari ADBM nanti bisa menonjolkan semangat daerah masyarakat Kulon Progo dalam membangun. Tokoh-tokohnya tetap berdasar tulisan cerita yang ada. Sendratari ADBM dibikin dalam 6 episode.

Untung mengharapkan hasilnya bisa serupa teater di mana ada tembang, tari, gerakan, dan pengenalan karakter tokoh dalam ADBM. Dinas Kebudayaan DIY gelar Festival Upacara Adat Tradisional antar kabupaten/kota se-DIY 2018.

Sendratari ADBM sejatinya memperkaya khasanah budaya Kulon Progo. Sebelumnya, sudah ada sendratari Sugriwo Subali yang memiliki tempat di hati warga Kulon Progo.

Pertunjukan Sugriwo Subali selalu mengundang banyak penonton. Kemunculan sendratari ini terkait erat dengan keberadaan destinasi Goa Kiskendo di kabupaten ini. Harapan yang sama, sendratari ADBM bisa menjadi daya tarik wisatawan.

HUT Kota Sendratari Api di Bukit Menoreh nanti merupakan puncak pergelaran MAF. Festival yang dipusatkan di Alun-alun Wates berlangsung sepanjang 7-28 Oktober 2018.

Semua potensi seni dan budaya Kulon Progo diturunkan ke MAF, seperti pameran seni rupa, batik, keris, dan seni tanaman bonsai. Juga ada ketoprak mataram, macapat massal, Kulonprogo Fashion Day Carnival, Menoreh Carnival, parade rebana santri, gelar 1000 angguk, festival budaya Menoreh, gladen jemparingan nasional, parade seni perbatasan, komposisi wayang 3 kelir, gelar potensi rintisan desa budaya, festival padang mbulan dengan alat gejok lesung, pertunjukan musik nusantara hingga sendratari Sugriwo Subali. Pemkab Kulon Progo mengharapkan festival ini bisa mengundang banyak wisatawan.

“Festival akan melibatkan seniman profesional di bidangnya,” kata Sekretaris Disbud, Joko Mursito.

(adh/kom)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya