Disbudpar Bandung Akui Masih Minim Kegiatan Pariwisata

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung,Kenny Dewi Kaniasari saat memberikan sambutan di acara Musda Bumi Melati, Selasa (28/8/2018) di Ahadiat hotel & Bungalow, Bandung. Foto:Jelajah Nusa/adhi

JELAJAH NUSA – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung,Jawa Barat mengakui masih minim dalam hal penyelenggaraan even-even pariwisata. Oleh sebab itu kedepan secara masif Disbudpar akan melakukan pelatihan,pembinaan,standarisasi dan sertifikasi.

“Kami berkeyakinan penuh dengan berkolaborasi bersama industri,asosiasi dan lembaga-lembaga pelatihan lainnya kita bisa  memajukan pariwisata di Kota Bandung lebih baik lagi,” demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, Selasa (28/8/2018), saat memberikan sambutan dalam acara Musda Bumi Melati di Ahadiat Hotel & Bungalow.

Dijelaskan,pelatihan tentang kepariwisataan sendiri sudah dilakukan sejak pertengahan tahun lalu (2017) dan akan berlangsung kedepan. Mereka yang terlibat didalam diantaranya tour travel,travel agent dan termasuk driver (sopir).

“Nah, kedepan kami juga akan mengajak organisasi masyarakat,lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki legalitas untuk ikut dalam pelatihan seperti ini. Harapannya agar mereka menguasai perihal kepariwisataan,termasuk sadar wisata dan pesona wisata,” kata Kenny yang mulai menjabat Kadisbudpar sejak April 2017 ini.

Keterlibatan komponen masyarakat ini sangat penting. Apalagi pariwisata adalah sektor usaha yang paling cepat menyerap lapangan pekerjaan.

Terkait management dan  IT,lanjut Kenny, pihaknya juga sedang dan akan merencanakan melakukan pelatihan. Sebab, di era digital seperti sekarang ini penguasaan IT menjadi salah satu hal yang tak bisa dihindari.

“Terus terang, kami sendiri mengalami,susahnya kalau kita tidak tau tentang IT. Misalnya,bagaimana saat kami harus mengumpulkan data tentang kunjungan wisatawan dan jumlah hotel yang ada. Coba bayangkan, kalau pengumpulan data tersebut dilakukan secara manual,sangat sulit,” aku wanita energik ini.

Karena kesulitan penguasaan IT tersebut,Disbudpar di akhir tahun 2017 lalu menginisiasi dengan smartoffice untuk mengumpulan data kepariwisatan.

“Kami jugsa sudah menyampaikan ke DPRD bahwa Disbudpar berkeinginan bisa memiliki operational room dan coment centre. Jadi opersasonal room ini nantinya untuk pengumpulan data yang ditunjang oleh IT sehingga secara online dan real time, informasi kepariwistaan bisa di akses publik,” tambah Kenny.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya