Destinasi Perbatasan Timor Leste Makin Ramai
JELAJAH NUSA – Mengabadikan perjalanan wisata di perbatasan memang menghadirkan sesuatu yang berbeda. Penuh kejutan dan tentu juga sedikit memacu adrenalin. Tapi yang jelas,pengalaman ini cukup mengasyikan.
Seperti ketika kita bertandang di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLBN ini menjadi salah satu pintu masuk bagi wisatawan asal Timor Leste yang ingin ke Indonesia.
Menariknya, PLBN ini tidak hanya menjadi jalur utama para wisatawan crossborder. Belakangan, PLBN Motamasin menjadi sasaran selfie para netizen.
Foto-foto dengan latar belakang PLBN Motamasin telah hilir mudik di feed Instagram atau sosial media lainnya. PLBN ini baru berdiri. Baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Januari 2018 silam. Atau baru sekitar 7 bulan.
“PLBN menjadi salah satu daya tarik sendiri untuk wisatawan datang ke Indonesia. Di samping itu berbagai event crossborder juga dihadirkan,” kata Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi, pekan ini.
Di NTT sendiri terdapat 4 event crosborder yaitu Festival Crossborder Atambua 27-28 Juli, Malaka 24-25 Agusutus, Festival Fulan Fehan di Atambua pada bulan Oktober, dan Konser Musik Crossborder di Timor Tengah Utara pada bulan November.
Tertariknya masyarakat dan netizen terhadap PLBN Motamasin sangat beralasan. Sebab, infrastruktur yang dibangun mengandung unsur keariafan lokal.
Di sisi plafon yang bernuansa etniknya diambil dari pola-pola lokal tenun ikat Belu dan Malaka. Pola-pola lokal tenun ikat Belu dan Malaka ini diaplikasikan juga pada bentuk lampu.
Dengan tampilan dan ketertarikan masyarakat, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi yakin sumbangan wisman lewat PLBN ini akan besar.
Apalagi, NTT tidak hanya memiliki PLBN Motamasin. Ada juga PLBN Motaain yang tidak kalah indah, juga Wini.
“Ada 3 pintu masuk yang potensial di area perbatasan yaitu PLBN Motaain, Motamasin dan Wini, sudah pasti akan banyak wisman masuk, tentu butuh koordinasi dengan pihak terkait,” ujarnya.
Target wisatawan mancanegara (wisman) pada 2018 mencapai 17 Juta wisman. Untuk wilayah crossborder sendiri ditargetkan memberi sumbangan wisman 6,1 juta wisman.
“Sedangkan untuk target wisman crossborder di NTT 1,6 Juta di 2018. Kedua terbesar setelah Kepri yang menargetkan 4 juta wisman selama satu tahun,” timpal Hendry Noviardi.
Di PLBN Motamasin, ada pembatas wilayah atau zero point. Di sana ada jembatan yang membedakan lintas batas.
Sebagian jembatan berwarna merah putih yang berarti masih wilayah Indonesia. Di sisi lain ada warna Merah Hitam yang warna bendera Timor Leste.
Secara keseluruhan, PLBN Motamasin menggunakan cat warna putih dan cokelat sehingga ketika dipandang terlihat lebih bersih dan elegan.
Ada bangunan tersendiri yang berdiri berada di sisi kanan bangunan zona inti. Di sana, kendaraan bermuatan besar yang mengangkut barang untuk diekspor-impor diperiksa kelengkapan serta barang yang dibawa.
PLBN Motamasin memiliki bangunan utama seluas 2.114 meter persegi, yang terdiri dari bangunan kedatangan 428,9 meter persegi, bangunan kantor 413,8 meter persegi, dan bangunan keberangkatan 428,9 meter persegi.
Adapun luas bangunan seluruhnya adalah 3.077,88 meter persegi dan luas lahan 11,29 hektar.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kesuksesan crossborder dengan mengadakan konser-konser, yang mendatangkan wisman asal Timor Leste. Ditambah dengan arsitektur PLBN yang bernuansa kearifan lokal.
“Kuncinya adalah musik, seni-budaya, dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga,” kata Menpar Arief Yahya.
(adh)