“Jalan Sutra” Dan Indonesia Dibahas Di Aljazair
JELAJAH NUSA- Indonesia mencoba menjawab pertanyaan hubungan antara “Jalan Sutera” dengan masuknya Islam di Indonesia dalam seminar selama pameran “La route de la soie et du savoir” (Jalan sutera dan ilmu pengetahuan)di Palais de la Culture dan Bastion 23 di Aljazair baru-baru ini.
Fungsi Pensosbud, KBRI Alger, Dyah Kuncorowati di London, Rabu (23/5/2018) menyebutkan dinamika “Jalan Sutera”, perubahan maupun perkembangannya itulah dicoba untuk ditampilkan dalam pameran tersebut. Seminar ini dibuka Menteri Kebudayaan Aljazair Azzedine Mihoubi.
Indonesia, dalam hal ini KBRI Alger, bersama dengan Kedutaan Besar China, Iran, Yunani, Spanyol maupun Mexico berusaha menampilkan dinamika tersebut melalui sejarah dan peninggalan masing-masing Negara, selain juga perkembangan kehidupan sosial dan budaya masing-masing.
KBRI Alger juga menampilkan cuplikan budaya Indonesia yang diwakili busana pengantin Padang, batik tradisional maupun modern, kaligrafi,video mengenai pembangunan dan pariwisata di tanah air.
KBRI Alger mengikuti seminar yang dibawakan Mohammad Taufik Prabowo, di Palais de la Culture yang membahas bagaimana Islam dapat diterima dan bahkan tersebar luas di Indonesia.
Disampaikan bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak dengan cara represif, melainkan dengan pendekatan budaya, sehingga tidak ada perlawanan fisik.
Masyarakat pada waktu itu juga hidup dalam lingkungan kerajaan, dimana tidak dapat secara bebas mengkritisi raja. Islam, dalam hal ini, tidak membedakan antar manusia sehingga banyak yang secara terbuka menerimanya.
Lebih dari 2000 tahun yang lalu “Jalan Sutera” telah menghubungkan negara- negara di Asia Timur, Tengah sampai Eropa, dimana terjadi berbagai interaksi perdagangan maupun sosial budaya dalam hubungan antar negara-negara tersebut.
Hal ini lah yang berusaha dihidupkan kembali dalam Pameran yang menurut rencana akan digelar sampai Agustus mendatang. Selain itu, KBRI Alger juga menampilkan kesenian rampak gendang, dalam kegiatan budaya di Bastion 23.
(adh/ant)