Bandara Kertajati Dimata Para Calon Gubernur
JELAJAH NUSA – Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar atau Demiz, mengatakan masyarakat yang berada di wilayah Bandara International Jawa Barat (BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, harus siap menerima keberadaan bandara terbesar kedua di Indonesia.
“Kesiapan ini perlu dilakukan mengingat bandara terbesar kedua di Indonesia ini sudah mulai beroperasi sehingga dapat berdampak besar dalam perubahan masyarakat sekitar BIJB. Sumber Daya Manusianya harus siap, bakal terjadi perubahan kultur, makanya kualitas pendidikan harus disesuaikan,” kata Deddy Mizwar dalam siaran persnya, Jumat.
Sebagaimana diketahui, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, mulai beroperasi dan melakukan pendaratan perdana (historical landing) pada Kamis 24 Mei 2018.
Bandara tersebut juga akan digunakan sebagai tempat embarkasi antara jamaah haji yang akan berangkat ke Saudi Arabia melalui Bandara Soekarno Hatta namun secara resmi, bandara BIJB akam mulai beroperasi pada 8 Juli 2018.
Menurutnya, jika pendidikan terus ditingkatkan kedepannya masyarakat dapat bersaing dengan baik terutama dalam meningkatkan perekonomian.
“Jadi enggak ada istilah tertinggal dan terpinggirkan kalau masyarakatnya berpendidikan dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Calon Gubernur Jawa Barat Nomor Urut dua TB Hasanuddin atau Kang Hasan meyakini Bandara Kertajati akan mendongkrak perekonomian warga di sekitarnya, terutama di wilayah Majalengka, Kuningan, Indramayu dan Cirebon.
“Adanya BIJB Kertajati bisa melahirkan pusat ekonomi baru di wilayah Timur Jawa Barat itu. Bandara Kertajati, dapat mendorong masyarakat di sekitar bisa mendapatkan banyak profesi dan aktivitas yang menguntungkan. Sektor perdagangan pasti meningkat. Sektor jasa akan dibutuhkan, Industri otomatis akan berkembang,” kata Hasanuddin.
Ia yang bergandengan dengan Calon Wakil Gubernur Anton Charliyan (Kang Anton) menjamin akan memanfaatkan keberadaan Bandara Kertajati sebagai simpul pembangunan Jawa Barat bagian Selatan dan pihaknya menyiapkan Program Pembangunan Jalur Kereta Api dan Jalan Jawa Barat Lintas (Jalur Rajawali).
“Pak Jokowi sudah serius membangun Kertajati. Tentu Gubernurnya harus serius juga. Saya akan siapkan Jalur Rajawali,” kata dia.
Jalur Rajawali merupakan program pembangunan infrastruktur jalan raya dan jalur kereta api untuk menghubungkan wilayah di Jawa Barat, terutama wilayah selatan dan utara sehingga dengan konsep Jalur Rajawali itu, seluruh wilayah di Jabar akan terhubung dengan baik dan merata.
Dia yakin dengan Jalur Rajawali, Sektor Wisata di Jabar Selatan yang meliputi Garut Selatan, Cianjur Selatan dan Tasikmalaya Selatan dan Sukabumi Selatan akan terdongkrak.
“Saya yakin dengan Jalur Rajawali ini kesenjangan di Selatan akan kita kikis,” kata Hasanuddin yang akrab disapa Kang Hasan.
Kandidat Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Ridwan Kamil, menilai kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah Pasundan bagian timur.
“Dengan dibukanya Bandara itu, tentu arus manusia dan barang ke wilayah sana menjadi mudah. Majalengka dan sekitarnya akan menjadi menark bagi para investor,” ujar pria yang akrab disapa Emil ini, Jumat.
Emil mengatakan, wilayah Jawa Barat bagian timur akan terkena dampak dari adanya Bandara Kertajati. Para investor akan berdatangan untuk mengembangkan segala bisnis yang ada, hal itu sejalan dengan penyerapan tenaga kerja.
“Angkatan kerja bakal terserap ke berbagai bidang industri. Sementara pekerja informal juga mendapakan peluang karena di sana ada putaran uang,” kata dia.
Menurutnya, pemerintah daerah di Majalengka dan sekitarnya harus bisa memanfaatkan peluang dengan kehadiran bandara tersebut.
Mereka harus bisa merayu sebanyak mungkin investor agar bisa berinvestasi di wilayahnya. Kedatangan investor dapat membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja sehingga otomatis dapat mengurangi pengangguran.
“Perizinan harus dipermudah karena dampaknya adalah membuka lapangan kerja baru, terutama bagi warga lokal. Jangan sampai kotanya terbangun, tapi warganya jadi penonton, mereka harus ikut sejahtera karena pembangunan tersebut,” kata dia.
Calon gubernur Jawa Barat Sudrajat berjanji akan memperjuangkan jamaah haji asal Jabar bisa berangkat dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Untuk merealisasikannya, pasangan Sudrajat-Akhmad Syaekhu (ASYIK) akan membangun asrama haji representatif di sekitar Majalengka.
“Seandainya BIJB Kertajati dijadikan tempat pemberangkatan haji, harus ada asrama (embarkasi) haji. Bagaimana mungkin kalau jamaah haji Jabar mau diberangkatkan dari Kertajati kalau asramanya ada di Kota Bekasi. Jarak Kota Bekasi-Majalengka sekitar 160 km. Belum lagi kemacetan sepanjang jalur tol yang tidak bisa diprediksi,” ujar Sudrajat dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Sudrajat, pembangunan asrama haji bisa menggunakan lahan Pemprov Jabar atau melakukan pembebasan lahan. Pemprov Jabar memiliki cukup anggaran untuk membebaskan lahan. Asrama haji, kata dia, musti layak sehingga calon jamaah haji merasa nyaman.
“Sebanyak 38.593 jamaah berasal dari Jabar. Artinya gedung asrama haji harus menampung sedikitnya 40 ribu jamaah,” ujar dia.
Sudrajat mengatakan, paling penting Pemprov Jabar segera menuntaskan pembangunan BIJB. Saat ini pembangunan terkendala PP 40 Tahun 2012 sehingga runway BIJB Kertajati sepanjang 3.000 meter tidak mendapatkan alokasi dana dari APBN.
“Bandara Kertajati semula diharapkan bisa selesai bersamaan dengan Tol Cisumdawu. Tapi progres pembangunan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) meleset dari skenario. Nanti di masa kepemimpinan saya, semua pembangunan akan dipercepat supaya masyarakat Jabar merasakan manfaatnya,” ujar dia.
(adh/ant)