Pekan Rantau Melayu Pekanbaru Penuh Kejutan Destinasi Digital

Pengunjung acara Pekan Rantau Melayu menikmati kuliner di malam hari dengan harga yang terjangkaui dan hiasi lampu warna warni menambah suasana semakin indah. Foto:IG

JELAJAH NUSA  – Kota Pekanbaru,Riau terus berkreasi tidak saja dalam hal kuliner tetapi juga beberapa produk unggulan kerajinan. Destinasi digital besutan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) terbaru misalnya menghadirkan Pekan Rantau Melayu (PRM).

Destinasi digital ini sudah  meluncur sejak Sabtu (31/3) sampai Senin (2/4) besok. Lokasinya di Hutan Kota, Jalan Thamrin, Pekanbaru, Riau.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman, PRM mengusung konsep kekinian. Sama seperti pasar-pasar besutan GenPI lainnya.

PRM  menghadirkan 60 pelapak dengan berbagai produk unggulan. Seperti aneka masakan melayu, roti canai, aneka makanan olahan ikan, pakaian, produk berbahan kayu dan rotan, serta masih banyak lagi.

“Destinasi digital, memang nama ini kurang akrab didengar. Tapi destinasi yang awalnya digagas oleh GenPI ini sedang hits di medsos. Pemerintah hanya bisa mengatur regulasi dan mencoba memberikan ruang kepada masyarakat melalui konsep PRM,” kata Fahmizal.

Masih kata Fahmizal, PRM merupakan ruang bagi para pelaku UMKM, dan berbagai komunitas. Dengan konsep Instagramable, pasar ini sangat bagus untuk diunggah ke media sosial. PRM akan menjadi cikal bakal destinasi digital berbentuk pasar permanen di Riau.

“Tak ada gading yang tak retak. Mari kita kerja bersama-sama, dan tunjukan kalau kita mampu berbuat. Semoga kegiatan ini bisa menghasilkan produk-produk kreatif dan berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat,” tutur Fahmizal.

Pedagang berjualan di Pekan Rantau Melayu pasar digital. Ada sebanyak 60 usaha kecil menengah yang dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah. Foto:IG

PRM bakal menyajikan 23 kegiatan. Mulai dari pasar rakyat, bazaar kreatif, demo masak dengan menghadirkan Chef Steby Rafael, aksi relawan muda Riau, panggung seni kreatif, hingga Riau Amazing Race.

Tidak hanya itu, untuk yang rindu dengan masa lalu, PRM juga menyediakan Laberzo (Laman bermain zaman old), Talk show go green, Gathering komunitas, Kenduri durian, Organic fashion show, Dongeng cerita rakyat, Fun games. Bagi yang suka olahraga juga ada Zumba. Juga terdapat workshop kuliner, Lomba masak nasi lemak, Lomba fotografi, Bincang kedai kopi.

Yang unik dan seru di PRM juga banyak, ada pangkas rambut vintage, nobar film melayu, pembagian bibit pohon, Ngopi Liberika Meranti gratis, aksi bersih-bersih dan peluncuran peta pariwisata digital.

Pekan Rantau Melayu pasar digital dibuka dengan atraksi silat. Foto:IG

Destinasi digital ini juga mengusung konsep ramah lingkungan. Para peserta yang membuka lapak, tidak boleh menggunakan plastik dan styrofoam. Panitia menyarankan menggunakan wadah yang ramah lingkungan.

Untuk pembayaran, tersedia juga kasir digital. Pihak penyelenggara mempersiapkan aplikasi pembayaran yang dapat diunduh melalui telepon pintar. Tentunya, dengan jaringan internet yang telah disediakan panitia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, menyampaikan saat ini pelaku pariwisata harus segera mengubah haluan. Yakni bertransformasi menuju platform digital.

Tampak pengunjung acara Pekan Rantau Melayu Melihat Lukisan-lukisan Yang Dipasang Dipintu Masuk Hutan Kota Pekanbaru. Foto:IG

“Travellers sekarang terus bergerak dan makin cepat beralih ke digital lifestyle. Jemput perubahan dengan go digital jika ingin winning the future customers,” kata Arief Yahya.

Menurutnya, destinasi digital sedang heboh di dunia maya, viral di media sosial, dan nge-hits di Instagram. Generasi milenial menyebut diferensiasi produk destinasi baru ini dengan istilah instagramable.

Penggunaan digital itu akan membuat pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi. Melampui negara tetangga yang belum seagresip Indonesia.

“Jadi ingat, more digital more global, more digital more personal, more digital more professional, dan digital destination menjadi tuntutan di era digital dimana generasi milenial atau Kids Zaman Now adalah sebagai konsumen yang paling haus akan pengalaman (experience) dibanding generasi-generasi sebelumnya,” tuturnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya