Gubernur Jabar Lepas Peserta Festival Puncak Papua
JELAJAH NUSA – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher melepas keberangkatan 53 orang yang terdiri dari peserta dan panitia Festival Puncak Papua yang diadakan pada April-Juni 2018, di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Rabu.
Salah satu kegiatan yang akan digelar dalam festival ialah yaitu Live in Papua.
Dari 53 orang peserta, 28 diantaranya merupakan anggota Wanadri dan 25 lainnya merupakan masyarakat umum yang memiliki latar belakang sebagai guru, dosen, jurnalis, tenaga medis, dan mahasiswa. Untuk itu, Wanadri berkolaborasi dengan Indonesia Mengajar.
Mereka tidak hanya dari Jawa Barat namun juga dari berbagai daerah lain di Indonesia.
Gubernur Aher memberikan apresiasi untuk Festival Puncak Papua ini dan dia yakin kegiatan positif yang diusung Wanadri dan Indonesia Mengajar ini bisa menghadirkan pengalaman dan manfaat lebih luas kepada masyarakat.
“Kegiatan ini sangat berharga, menghadirkan pengalaman secara khusus bagi para pelakunya, dan manfaat untuk masyarakat setempat, khususnya saudara-saudara kita di sana (Papua),” ujar Aher.
Selain itu, Aher juga berpesan agar peserta menghadirkan kekokohan stamina jasmani dan rohani selama berada di Papua dan mereka juga diminta mengonsumsi makanan bergizi tingkat tinggi, seperti madu, susu, dan daging.
Dia juga berpesan kepada peserta dan panitia Aher meminta tidak bersikap sombong kepada alam karena alam tidak suka dengan kesombongan dan jika sombong kepada alam maka kita sombong kepada penguasa alam.
“Jaga moral, jangan ada kesombongan. Sebab alam juga tidak mau diajak sombong. Biasanya ada sesat di perjalanan karena ada sombong terhadap alam. Akibat sombong terhadap alam sombong juga terhadap penguasa alam, Allah Rabbul ‘Alamin,” kata dia.
Adapun Misi festival ini, yaitu interaksi penjelajahan alam dan edukasi kepada masyarakat lokal di Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Kegiatan yang dilakukan, yaitu pendakian Puncak Yamin, Puncak Mandala, Live In, dan Festival Budaya.
Salah satu kegiatan menarik yang akan dilakukan, Live In. Peserta akan tinggal selama tiga minggu (6-26 April 2018) bersama masyarakat lokal Pegunungan Bintang.
Mereka akan berinteraksi dengan alam dan masyarakat di sana.
Managing Director Indonesia Mengajar, Haiva Ratu Muzdaliva mengungkapkan bahwa fokus kegiatan yang akan dilakukan adalah pendidikan.
Indonesia Mengajar telah memilih 30 orang dari 211 pendaftar untuk Live In.
“Nanti ada program Live In. Melalui program ini kita mengajak masyarakat luas, terpilih 30 orang yang akan tinggal di tujuh desa selama kurang lebih satu sampai tiga minggu,” kata Haiva.
Dalam program Live In, para peserta akan melakukan kegiatan sesuai dengan latar belakang profesinya.
Haiva menjelaskan, seperti pekerja pendidikan atau guru akan sharing seputar motivasi dan masa depan ke anak-anak di sana, sementara para guru memberikan pelatihan guru.
Ada pula kegiatan pelatihan manajemen keuangan desa dan dokumentasi.
“Kemudian ada pos kerja juga untuk kesehatan masyarakat, seperti budidaya apotik hidup, edukasi kesehatan. Ada soal pendataan juga, sosial antropologi dan pendataan lingkungan,” kata Haiva.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini, yaitu dampak jangka panjang untuk masyarakat Pegunungan Bintang. “Harapannya dengan festival ini akan membantu dampak pendidikan yang berkelanjutan disana,” ujar Haiva.
(adh/ant)