Keren, Ke Bandara Soeta Sekarang Ada Bus Listrik

PT Angkasa Pura II (Persero) segera melakukan uji coba bus listrik untuk operasional Bandara Internasional Soeta. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Moda transportasi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta) semakin modern   menyusul penggunaan bus listrik. Kehadiran moda seperti ini  tentu akan memberikan layanan lebih baik,efesuen dan ramah lingkungan.

Adalah PT Angkasa Pura II (Persero) segera melakukan uji coba bus listrik untuk operasional Bandara Internasional Soeta. Uji coba layanan ramah lingkungan ini untuk menerapkan konsep green airport.

PT Angkasa Pura II (Persero) selaku operasional Bandara Soeta akan bersinergi dengan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) untuk menghadirkan sebuah layanan moda transportasi publik yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.

Dari keterangan pers yang diperoleh, kedua belah pihak telah melakukan MoU. Selanjutnya akan segera melakukan uji coba pengoperasian bus listrik (low deck) di area sisi udara (airside) dan di sisi darat (landside) Bandara Soeta.

Moda transportasi modern Bus Listri ini akan memberikan layanan B-Class seperti kita berada di kabin pesawat. Foto:IG

Sedangkan interval pengisian daya listriknya diklaim hanya dalam waktu tiga jam. Dengan penggunaan bahan bakar berupa tenaga listrik murni (non-fossil fuel), artinya moda transportasi ini masuk kategori ramah lingkungan.

Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menjelaskan, pengoperasian bus listrik di Soekarno-Hatta merupakan strategi dan langkah tepat dalam mereduksi emisi karbon khususnya yang berasal dari BBM.

“Juga sebagai penerapan konsep green airport serta sustainable environment seperti bandara-bandara kelas dunia lainnya,” katanya dalam siaran tertulis tersebut.

Bandara Internasional Soeta di tahun 2014 telah mendapatkan Airport Carbon Accreditation pada level awal, yaitu “Mapping” oleh Airport Council International (ACI).

Kotak hitam kiri kanan adalah baterai dari bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa (MAB). Foto:IG

Level Mapping merupakan pemetaan jejak karbon (carbon footprint) untuk mengetahui seberapa banyak emisi karbon yang ada di suatu bandara.

Akreditasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat ditingkatkan ke level berikutnya yaitu adalah Reduction kemudian ke level Optimization dan level yang tertinggi yaitu Neutrality.

“Kami pun berharap dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan tersebut, Bandara Internasional Soeta dapat meraih Airport Carbon Accreditation dari ACI pada level selanjutnya menjadi Reduction,” tutup Awaluddin.

Dengan modernisasi moda transportasi ini diharapkan juga akan meningatkan wisatawan karena mereka yang datang atau kembali mendapatkan kebudahan menuju Bandara Soeta.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya