Semoga Prahara Puncak Segera Berakhir
JELAJAH NUSA – Pelaku industri pariwisata di kawasan Puncak Bogor-Cianjur,Jawa Barat saat ini sedang menghadapi ujian cukup berat. Wisatawan yang berkunjung di kawasan ini turun tajam hingga mendekati titik nadir menyusul penutupan jalur akibat tanah longsor.
“Berpengaruh sekali. Banyak tamu dan klien kita cancel untuk datang atau berlibur di puncak,” kata Robby, General Manager Sahid Eminence Hotel Convention & Resort Jalan Hanjawar Puncak, Cipanas,Cianjur saat dihubungi Jelajah Nusa, kemarin.
Kenyataan yang sama juga dialami sebagian besar hotel,resort dan restauran di sepanjang jalur puncak. Bahkan ribuan karyawan hotel dan rumah makan di wilayah Puncak-Cipanas, Cianjur, terancam dirumahkan karena sepinya pengujung yang datang ke wilayah tersebut sejak jalur utama Puncak-Bogor ditutup akibat longsor.
Pada masa libur panjang bertepatan dengan Imlek, Jumat, pun hotel-hotel di kawasan itu sepi tamu.
Bahkan sejak seminggu terakhir, sejumlah hotel melati telah merumahkan karyawan untuk mengurangi biaya operasional akibat dampak penutupan jalur sejak lima belas hari terakhir.
Humas Zury Hotel Iwan Boim, yang hotelnya berada diĀ Jalan Raya Puncak-Cipanas, saat dihubungi Jumat, mengatakan, untuk akhir pekan kali ini, sejumlah kamar hotel sudah terisi meskipun hanya beberapa kamar dan belasan bungalow yang sudah dipesan sejak jauh hari oleh tamu dari Bandung.
Namun dua kali akhir pekan, hanya beberapa kamar hotel yang terisi karena sepinya tamu akibat penutupan jalur Puncak-Bogor.
“Untuk akhir pekan kali ini, tamu yang datang sudah memesan kamar dan bungalow sejak jauh hari sebelum longsor terjadi, itupun dari Bandung,” katanya.
Dia dan pengusaha lainnya di wilayah tersebut berharap jalur Puncak-Bogor segera dibuka agar pihak perusahaan tidak merumahkan karyawan.
“Harapan kami segera dibuka kembali dan tamu dengan mudah untuk datang ke Cipanas. Sejak jalur tutup kami sudah mulai mengurangi karyawan yang terpaksa diliburkan secara bergiliran karena perusahaan tidak bisa menutupi operasional setiap harinya,” kata Iwan.
Sementara pengelola vila di Puncak-Cipanas terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk operasional karena sepinya tamu yang datang.
Tidak sedikit yang menurunkan harga agar vila mereka tetap terisi untuk menutupi biaya operasional dan membayar karyawan.
“Kalau ada tamu yang datang, asal uangnya cukup untuk membayar tagihan listrik dan air, kami sewakan karena sejak jalur Puncak ditutup, tidak ada tamu sama sekali. Bahkan hari ini yang kami harapkan ada tamu yang datang hanya mimpi belaka karena Puncak masih tutup,” katanya.
Sementara itu, penutupan sebagian Jalur Puncak masih berlangsung selama akhir pekan ini. Seluruh pemangku kebijakan berencana Jalur Puncak dibuka kembali pada Senin, 19 Februari 2018 setelah melakukan kajian di lokasi terdampak longsor beberapa waktu lalu.
Menurut data Kepolisian Resor Bogor hingga Jumat, 16 Februari 2018 siang, kendaraan roda empat atau lebih yang melintas di Jalur Puncak mencapai 17.624 unit.
“Bila dibandingkan akhir pekan lalu, ada sedikit peningkatan jumlah kendaraan ke Puncak. Lalu lintas ramai lancar,” kata Kepala Urusan Pembinaan dan Operasi Lalu Lintas Polres Bogor Anaga Budiharso.
Kondisi lalu lintas diakui belum padat seperti saat libur akhir pekan biasanya hingga petugas menerapkan sistem lalu lintas satu arah.
Anaga mengatakan petugas masih memberlakukan sistem dua arah saat ini. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan sistem satu arah apabila terjadi kepadatan kendaraan.
Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Hasby Ristama, penutupan jalan tidak berpengaruh pada sebagian besar tempat wisata, hotel dan restoran di kawasan Puncak.
Pasalnya, penutupan hanya dilakukan mulai kawasan perkebunan teh Gunung Mas Kecamatan Cisarua hingga perbatasan Ciloto Kabupaten Cianjur. Selain itu, Jalur Puncak dibuka.
Sejak ditutup dua pekan lalu, jumlah kendaraan yang keluar pintu Tol Ciawi menuju Jalur Puncak mengalami penurunan cukup signifikan. Hasby memperkirakan penurunannya mencapai 40 persen dari jumlah kendaraan pada saat akhir pekan atau libur hari raya biasanya.
Ia menyebutkan jumlah kendaraan yang melintas di Jalur Puncak sebelum longsor yakni Sabtu, 3 Februari 2018 mencapai 56.980 unit dan Minggu, 4 Februari 2018 mencapai 56.829 kendaraan. Jumlah menurun sejak longsor Senin, 5 Februari 2018 yakni 35.228 unit hingga Sabtu, 10 Februari 2018 tercatat sebanyak 37.537 unit.
Pihak kepolisian bersama Kementerian Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum dan seluruh instansi berkepentingan telah melakukan koordinasi terkait pembukaan Jalur Puncak. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi merencanakan pembukaan jalur Puncak pada Senin pekan depan.
(adh)