Sari Ater Kirim Relawan Ke Kuningan
JELAJAH NUSA – Sari Ater Hotel & Resort mengirimkan relawan ke Kabupaten Kuningan,Jawa Barat untuk membantu meringankan korban bencana alam yang terjadi,Minggu (25/2/2018).
Manager Public Relation Sari Ater Yuki Azuania mengatakan bantuan yang diberikan Sari Ater berupa kebutuhan logistik makanan.
“Kami juga menyediakan tenda pleton yang sewaktu-waktu bisa dipergunakan pengungsi dan untuk kepentingan dapur umum,” kata Yuki, Rabu (28/2/2018).
Menurut Yuki, bantuan ini menjadi sangat penting mengingat jumlah korban yang tercatat cukup banyak dan tersebar ke beberapa titik.
Sementara itu General Manager Sari Ater Deprido Refrianto berharap bantuan logistik yang dikirim tim ke lokasi bencana bisa meringankan beban korban.
“Begitu kami mendengar kabar telah terjadi bencana alam di Kuningan, kami langsung membentuk tim yang akan diterjunkan ke lokasi bencana,” katanya.
Tim relawan Sari Ater bergerak cepat dengan tetap menghitung kebutuhan logistik agar benar-benar sampai sasaran.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Minggu (25/2) pukul 20.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari Desa Margacina dan Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Desa Pinara dan Desa Mungkuldatar, Kecamatan Ciniru.
Di Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana, bencana gerakan tanah dan longsor terjadi di Dusun Cipari, Rabu (21/2).
Di dusun itu, hingga Minggu (25/2) pukul 20.00 WIB, tercatat ada 612 jiwa yang mengungsi. Sebanyak 200 jiwa mengungsi di posko Kaduagung dan 412 jiwa menyebar di rumah sanak keluarganya.
“Proses evakuasi warga di Dusun Cipari dinyatakan telah selesai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.
Di Dusun Cipari, tercatat ada 205 rumah warga yang terdampak, dua mushola, satu masjid, satu sekolah dasar (SD) dan satu posyandu.
Hujan deras di dusun tersebut juga membuat ruas jalan utama Desa Kaduagung Dusun Cipari ambles sepanjang kurang lebih dua kilometer.
Sementara itu, di Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, gerakan tanah dan longsor, pada Kamis (22/2), telah memaksa 1.333 warga di tiga dusun di desa tersebut juga mengungsi. Adapun ketiga dusun tersebut, yakni Dusun Banjaran, Dusun Winduherang dan Dusun Jabranti.
Agus mengungkapkan, proses evakuasi terhadap warga di tiga dusun tersebut untuk sementara dihentikan, pada Ahad (25/2) malam. Sebab proses tersebut terkendala kondisi cuaca hujan, petir dan mati lampu di lokasi.
“Proses evakuasi terhadap warga berlanjut Senin ini,” terang Agus.
Di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, gerakan tanah dan longsor melanda empat dusun. Yakni Dusun Babakan, Dusun Cihanjuang, Dusun Cijoho dan Dusun Jatimulya.
Adapun jumlah warga yang pengungsi hingga, Minggu malam, tercatat ada 943 jiwa. Lokasi pengungsian mereka tersebar di aula Kecamatan Ciniru 255 jiwa, gedung PGRI Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru ada 250 jiwa, gedung Veteran Kecamatan Ciniru 156 jiwa, gedung SMPN 1 Ciniru, Balai Desa Cijemit 216 jiwa, Pesantren Desa Cijemit 15 jiwa, Dusun Sukacai Desa Cijemit 51 jiwa dan sisanya sekitar 567 jiwa belum tercatat di lokasi.
(adh)