Pesantren Ciamis Putar Film Laudya Cinthya Bella
JELAJAH NUSA – Kementerian pariwisata ternyata tak hanya fokus dalam pengembangan wisata konvensional,tetapi untuk wisata relegi juga mendapatkan perhatian serius. Bersinergi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),kemenpar berusaha mengenalkan wisata religi ke pesantren-pesantren.
Salah satunya adalah ke Pesantren Sirnarasa, Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Program ini ke depan tentu patut juga disebarluaskan ke pesantren-pesantren lainnya.
Pesantren Sirnarasa adalah contoh pengembangan potensi wisata religi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kegiatan sejak 2017 lalu. Termasuk pemutaran film Aisyah, yang digelar Jumat (23/2/2018).
Event ini didukung penuh oleh Kemendikbud dan Kemenpar berupaya ikut mempromosikan event tersebut.
Film ini juga didukung bintang-bintang papan atas, seperti Laudya Cinthya Bella, Lydia Kandou, Ge Pamungkas, Arie Keriting, dan Surya Sahetapy.
Tema besar yang diusung film Aisyah adalah religi. Namun, film ini mengisahkan tentang persatuan dan saling menghargai.
Pimpinan Pesantren Sirnarasa Syekh Muhammad Abdul Gaos, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang menggelar acara ini.
Pemutaran film Aisyah adalah bukti dukungan pesantrennya terhadap pengembangan wisata religi dan pengembangan dunia pendidikan sebagai kekuatan untuk meningkatkan pariwisata Indonesia.
“Pesantren Sirnarasa komitmen untuk mendukung wisata halal dan wisata religi. Salah satunya dengan pemutaran film Aisyah,” tuturnya.
Komitmen ini sudah dilakukan sejak tahun lalu lewat Pekan Pesona Pesantren, ini adalah bagian konsistennya.
“Kami mendukung pariwisata Indonesia dengan jalur kami, acara ini juga mendapatkan dukungan dari Kemendikbud sebagai pengembangan pendidikan. Ini namanya Indonesia Incoporated semuanya satu tujuan untuk rakyat Indonesia,”tambah Syekh Gaos.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan, potensi wisata religi dan halal Indonesia sangat besar. Potensi itu bisa diangkat dengan berbagai cara.
“Potensi wisata halal dan religi di Indonesia sangat besar. Karena, sebagian besar warga Indonesia muslim. Jadi potensi itu lebih besar,” kata Ukus Kuswara.
Menurut Ukus,banyak cara untuk menggali potensi wisata halal, termasuk lewat film, serta melalui keberkahan para ulama yang ada di Indonesia, terutama di area Jawa Barat.
“Seperti Pesantren Sirnarasa, ini akan menimbulkan pergerakan wisatawan yang sangat massif,” ujar Ukus yang juga diamini Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan.
Sementara Wawan menerangkan, Kemenpar selalu memberi dukungan besar untuk wisata halal dan religi. Dukungan ini membuat Pesantren Sirnarasa sukses menggelar Pekan Pesona Pesantren 2017.
Dan juga Touring Manaqib di Pantai Sentolo, Januari 2018. Acara Touring Manaqib diikuti 5.000 peserta yang juga dihadiri oleh ribuan wisatawan.
“Saya percaya, event seperti ini bisa menjadi potensi wisata religi. Serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Event seperti ini juga bisa mempromosikan wisata ke tingkat nasional dan internasional,” kata Wawan.
Promosi pariwisata melalui film juga mendapatkan dukungan penuh dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Sebab, para aktris memiliki daya tarik yang dapat membantu pariwisata.
“Para selebritas ini sekaligus akan menjadi endorser yang luar biasa bagi kampanye pariwisata kita. Untuk strategi media saya punya jurus yang saya sebut POSE: paid, owned, social media, dan endorser,” tutur Menpar.
Menurut menteri, tiga yang pertama, yaitu paid media, owned media, social media dijadikan satu.
“Saya namakan convergence media. Sementara unsur keempat yaitu endorser, punya peran yang tak kalah penting. Karena, dalam marketing siapa yang bicara itu sangat pen