Sadar Wisata Perlu Dihidupkan Kembali
JELAJAH NUSA – Program sadar wisata perlu dihidupkan kembali untuk membentengi praktek premanisme di kawasan wisata. Dengan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh berkembangnya kepariwisataan di Jawa Barat maka kunjungan wisatawan akan terdongkrak.
“Sejauh ini kami masih sering menerima keluhan adanya pungutan-pungutan liar di kawasan objek wisata. Ini sangat merugikan kita,juga wisatawan yang datang ke Jawa Barat. Premanisme itu kan menyebabkan high cost juga,” demikian disampaikan Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat Budijanto Ardiansjah, Senin (8/1/2018), saat ditemui usai merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-47 di Grand Prama Preanger Bandung.
Budijanto mencontohkan, ada anggotanya yang dikenakan biaya parkir hingga 100 ribu. Kondisi ini tentu sangat memberatkan dan menjadi beban para travel agency. Belum lagi saat memasuki perkampungan kecil seringkali dikenakan retribusi beberapa kali.
“Jadi seperti tidak ada koordinasi antara kampung A dan kampung B sehingga setiap lewat kita harus bayar lagi, bayar lagi,” keluh Budi.
Diakui Budi premanisme di kawasan wisata terjadi dimana-mana. Tidak saja di Jawa Barat. Hanya saja di daerah lain memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya.
“Saya ambil contoh di Yogyakarta ya. Begitu ada premanisme di objek wisata, Wali Kotanya langsung bertindak. Karena ia paham betul, kalau dibiarkan hal itu bisa merusak citra pariwisata di daerahnya,” jelas Budijanto.Selain sangat penting langkah konkret yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam mengatasi problem premanisme ini, gerakan untuk menumbuhkan kesadaran dan peran seluruh komponen masyarakat dalam perannya sebagai tuan rumah (host) juga jauh lebih penting.
Sebagaimana visi Sapta Pesona yang didalamnya meliputi unsur-unsur,aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan perlu dihidupkan kembali.
“Perlu kembali dilakukan gerakan untuk menumbuhkan motivasi, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dalam perannya sebagai wisatawan (guest) untuk mengenali dan mencintai tanah air,” ujar Budijanto.
Hadir dalam acara perayaan HUT ASITA Jawa Barat ke-47 tersebut Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Iwan Darmawan (Idar), Direktur LSU Pariwisata PT Karsa Bhakti Persada yang juga Direktur Sari Ater Hotel & Resort Herrie Hermanie Soewarma, bakal calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin dan para anggota ASITA Jawa Barat.
Budijanto dalam sambutannya mengatakan, ASITA sebagai bagian dari pariwisata tanah air mendukung program pemerintah mendatangkan 20 juta wisatawan di tahun 2019.
Sebagai organisasi agen perjalanan wisata, pihaknya juga berharap dunia pariwisata pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Pada HUT ke-47 ini, saya juga berharap keanggotaan ASITA semakin kokoh, dan bisa terus berkontrobusi terhadap kemajuan pariwisata tanah air, ” katanya.
Dalam HUT kali ini, ASITA Jabar memberikan sejumlah penghargaan kepada anggota. Diantaranya juga penghargaan terhadap Sari Ater Hotel & Resort sebagai hotel resort pertama di Jawa Barat.Hingga saat ini jumlah anggota ASITA di Jabar sendiri mencapai sekitar 600.
Diharapkan keanggotaan ASITA Jawa Barat akan terus bertambah seiring perjalanan waktu sehingga bisa memberikan sumbangsih terhadap perkembangan pariwisata di Jawa Barat.
(adh)
Redaksi: Terjadi perbaikan pada berita ini pukul 16.46 WIB,Senin (8/1/2018). Atas kekeliruan sebelumnya kami menyampaikan permohonan maaf.