Rendang Membuat Peserta Asean Gastronomy Terdiam
JELAJAH NUSA – Selama dua menit, ASEAN Gastronomy Conference di Hotel Shangri-La, Chiang Mai, dibuat terdiam oleh rendang.Food, culture dan history rendang langsung membungkam cuisine ASEAN lainnya manakala Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata RI, Vita Datau Messakh menerangkan Triangle Concept makanan terlezat dunia 2011 dan 2017 versi CNN itu.
“Silakan Googling. Rendang adalah makanan terlezat di bumi 2011 dan 2017,” tutur Vita Datau, Kamis (25/1).
Ahli-ahli gastronomi ASEAN, chef-chef ternama hingga sejumlah stakeholder pariwisata langsung terdiam. Tak ada yang bisa membantahnya lantaran gelar itu diberikan CNN, sebuah media ternama berskala internasional.
Para peserta terlihat makin antusias saat Vita memaparkan filosofi Rendang. Filosofinya dinilai sangat sesuai dengan konsep gastronomi dan keberlanjutan.
“Rendang memenuhi kriteria gastronomi karena di dalamnya terdapat proses pembuatan yang dinamakan marandang,” tambahnya.
Dan filosofi dari setiap unsurnya seperti daging mencerminkan prosperity (kesejahteraan), rempah-rempah mencerminkan enhancement (peningkatan), santan kelapa untuk integrator dan cabe merah untuk pelajaran baik.
Melalui serangkaian diskusi dengan para pemangku kepentingan di tanah air, diperoleh data bahwa kekayaan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia merupakan kontribusi dari 1.340 suku di Indonesia.
Keanekaragaman hayati berupa hutan tropis yang luasnya lebih dari 80 juta hektare tempat berkembangnya lebih dari 40 ribu jenis tanaman serta perairan Indonesia yang sangat luas menyimpan 2.500 jenis ikan laut dan 2.184 jenis ikan tawar.
Ini semua menjadikan suku-suku di Indonesia dapat berkreasi menciptakan makanan tradisional yang angkanya mencapai lebih dari 5.000 resep.
Kemudian, dari hasil diskusi kalangan pakar, keluarlah konsep gastronomi Indonesia yang disebut dengan Triangle Concept, yakni filosofi gastronomi berporos pada 3 tungku segitiga, masing-masing Makanan (food), Budaya (culture) dan Sejarah (history).
“Antara food dan history terhubungkan oleh spices (rempah-rempah); kemudian antara history dengan culture terhubungkan oleh story telling (hikayat); dan antara culturedengan food terhubungkan oleh ritual/ceremony (upacara),” papar Vita Datau yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) itu.
Menpar Arief Yahya yang sedang menghadiri Ministerial Meeting di Chiang Mai juga angkat bicara. Menurutnya, reputasi rendang ini akan menaikkan citra kuliner dan pariwisata Indonesia.
“Tugas Kemenpar adalah memperbanyak outlet dan restoran yang menjual rendang diseluruh dunia,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
(adh)