Pemda Harus Bawa Tamu Ke Cupuk Manik
JELAJAH NUSA – Siapa yang tak kenal budaya satu ini.Namanya Wayang Golek. Dahulu kesenian masyarakat Pasundan yang kental akan nilai-nilai kebudayan ini lebih banyak ditonton masyarakat dengan dalang-dalang termashurnya.
Seiring perjalanan waktu, Wayang Golek pun tak sekedar sebuah tontontan, tetapi sudah menjadi buah tangan (oleh-oleh) bagi wisatawan yang berkunjung ke Bandung atau Jawa Barat secara umum.
Satu-satunya pusat kerajinan sekaligus gallery yang membuat beragam tokoh pewayangan adalah Cupumanik Wayang Golek & Handycraft di jalan H. Akbar No.10 Kebon Kawung, Kota Bandung Bandung.
Cupumanik Wayang Golek & Handycraft merupakan gallery yang menyediakan beragam handycraft tokoh pewayangan mulai dari ukuran 15 cm – 2meter.
Wayang- wayang Cupumanik pada umumnya dibuat sebagai buah tangan yang telah dikemas cantik dalam sebuah tabung transparan.
Adalah H Epin, adik pendiri Gallery Cupumanik menceritakan mengenai sejarah bedirinya Cupumanik yang dimulai dari tahun 1980 oleh kakaknta, H. Heri Hermawan, merupakan jebolan Seni Rupa ITB yang belajar memahat sendiri, hingga usahanya diteruskan secara turun temurun.
Sekitar 40 karyawan yang telah bekerja selama hampir 30 tahun secara terampil melakukan proses finishing dari pengecetan hingga pengemasan.
“Saya hanya tahu membuat wayang, untuk harga dan kemana saja pasar Wayang Golek ini, ada Shanti Sondari putri Pak Heri Hermawan. Itu bagiannya,” demikian H Epin mengawali pembicaraan dengan Jelajah Nusa, beberapa waktu lalu.
Selama ini Cupuk Manik bekerjasama dengan pemerintah daerah Jawa Barat, baik melalui Dinas Pariwisata maupun dinas lainnya dalam mengenalkan dan memasarkan produk Wayang Golek.
Bagi Epin, kerjasama ini tentu sangat baik untuk makin memperkenalkan Wayang Golek lebih luas. Hanya saja ia berkeinginan agar pemerintah daerah betul-betul mendorong Wayang Golek tak sekedar buah tangan yang diberikan kepada tamu yang ke datang.
“Keinginan kami, bawahlah tamu-tamu Pemda ke sini supaya mereka bisa melihat langsung prosesnya maupun jenis-jenis Wayang Golek yang kita produksi,” kata Epin.
Selama ini, pemerintah daerah biasanya hanya memesan beberapa wayang untuk kebutuhan tamu yang sedang berkunjung . Padahal, akan lebih baik jika tamunya diajak langsung ke sentra produksinya di Cupuk Manik ini.
Karena keunikannya, banyak wisatawan mancanegara yang kerap membeli cinderamata Cupumanik untuk dijadikan oleh-oleh. Bahkan ada juga yang membeli secara borongan dan dijual kembali di negara asalnya.
Cupumanik juga mengirimkan produknya ke luar Bandung seperti Jakarta, Jogya, Surabaya Bali dan kota lainnya. Selain itu, Cupumanik Gallery juga dianggap sebagai wujud pelestarian seni budaya dan pernah menyabet penghargaan Upakarti pada tahun 1997 dari Presiden Soeharto.
Proses Pembuatan Cinderamata Wayang Golek Cupumanik Wayang Golek Cupumanik terbuat dari kayu albasiah atau lame. Tahap pembuatannya dilakukan secara bertahap yaitu dengan meraut dan mengukirnya, hingga menyerupai bentuk yang diinginkan mulai dari kepala, tangan dan badan.
Untuk menghaluskan rupa dari wayang tersebut dilakukan penyendingan dan amplas beberapa kali supaya optimal. Selanjutnya, penyablonan untuk mewarnai dan menggambar mata, alis, bibir serta motif di kepala wayang.
Polesan cat menjadikan wayang tampak lebih cerah dan menarik. Pewarnaan wayang merupakan bagian penting karena dapat menghasilkan berbagai karakter tokoh.
“Untuk mempercantik, wayang dibalut dengan pakaian sesuai dengan karakter pewayangannya. Sekarang ini lebih baik lagi, karena wayangnya cantik-cantik dan ganteng-ganteng,” kata Epin berseloroh.
(adh)