Ikuti Cara Ini Untuk Mendaki Gunung Parang
JELAJAH NUSA – Inilah keistimewaan tebing Gunung Parang di Purwakarta,Jawa Barat. Meski musim hujan,pengunjung masih bisa memanjat dinding gunung yang memiliki ketinggian 983 meter di atas permukaan laut itu.
Dhanni, pendiri Badega Gunung Parang Padjajaran Anyar, mengatakan hujan tidak menghalangi pengunjung untuk memanjat tebing.
“Untuk hujan, (memanjat) via ferrata justru tambah seru, apalagi bagi yang mencari sensasi adrenalin, karena seperti akan menggapai kabut,” katanya.
Ferrata adalah tangga besi yang ditanam pada dinding batu sebagai pijakan. Inilah alat yang akan membantu setiap upaya pajat tebing.
Pendaki pemula biasanya mendaki tebing dengan menggunakan jalur ferrata. Meski memanjat tebing menjadi lebih mudah, pengunjung tetap diwajibkan menggunakan sejumlah perlengkapan panjat tebing demi keamanan dan keselamatan.
Memanjat kala musim hujan bisa dilakukan saat gerimis, hujan sedang, atau deras.
“Hujan apa pun, untuk yang suka petualangan, bisa dilakukan,” ujar Dhanni.
Namun bagi yang tidak cukup berani memanjat saat hujan tentu saja harus menunggu sampai reda.
Namun demikian, kegiatan memanjat tak bisa dilakukan dalam setiap kondisi hujan. “Jika ada petir, semua pendakian dan via ferrata dihentikan,” ujar Dhani.
Jika petir datang saat memanjat, pendaki harus segera berlindung di ceruk atau celah tebing, selanjutnya segera turun.
Pada Januari ini, menurut Dhanni, umumnya hujan turun tanpa disertai petir.
“Bulan ini tidak ada. Hampir jarang. Kecuali pada awal musim hujan atau akhir musim hujan,” ucapnya.
Untuk memanjat, pengunjung tetap harus mematuhi aturan dan saran dari guide panjat tebing. Sebab, mendaki saat musim hujan tentu memiliki risiko.
“Kalau mau bermain di alam bebas, harus siap menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi di alam. Karena risiko selalu ada, namun perlu diminimalisasi dengan peralatan, pengalaman, dan pengetahuan tentang alam itu sendiri,” tuturnya.
(adh)