Gunung Batu Karang Majalengka Kian Melegenda
Kliknusae.com – Legenda Sangkuriang cukup melekat dalam ingatan masyarakat tatar Sunda,Jawa Barat. Kesaktiannya tak diragukan. Bumi dan langit ia bisa perintahkan. Meski alur ceritanya datang dari sekitar Bandung, namun iramanya nun menjelajah jauh sampai ke Blok Pancurendang Landeuh, Kelurahan Babakanjawa, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka.
Sangkuriang ditugaskan membendung sungai dalam waktu semalam sebagai syarat dari Dayang Sumbi untuk menikahinya. Dengan bantuan bala tentara mahluk halus dikumpulkannya batuan besar untuk membendung sungai, namun akhirnya bendungan yang rencananya untuk berlayar bersama perahu tidak bisa diwujudkan.
Nah, sisa batuan besar untuk membendung sungai itu masih ada sampai sekarang. Tepatnya di blok Tegal Batu dan Blok Legok Kondang. Tumpukan batuan itu mirip stone garden.
Terlepas legenda yang menggurita itu, kawasan ini memang luar biasa menawarkan pesona alam dan geopark-nya.
Tim Jelajah Nusa, Selasa (16/1/2018) berkesempatan mengunjungi kawasan Gunung Karang bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka, H Gatot Sulaeman,Kepala Bidang Pengelolan Industri Pariwisata,Mumuh Muhidin dan Kasi Promosi dan Pemasaran Budi Adhinugraha.
“Kami ingin menjadikan Gunung Batu Karang ini sebagai unggulan Pariwisata Majalengka. Beberapa infrastruktur sudah kita siapkan, salah satunya akses jalan ini,” kata Gatot.
Bagi wisatawan memang tak terlalu sulit menjangkau destinasi alam baru di Majalengka ini. Mulai dibuka untuk umum sekitar satu tahun lalu. Eksplore pesona Gunung Batu Karang ini terinspirasi dengan happening-nya wisata alam.
Di objek wisata batu karang itu terdapat gua di bawah bebatuan yang cukup besar. Konon, gua alam itu pernah digunakan sebagai tempat para pejuang kemerdekaan untuk mengatur strategi dan tempat berlindung dari hantaman tentara Jepang serta Belanda.
Gua tersebut punya panjang kurang lebih 30 meter, membentang dari timur ke barat. Di beberapa titik gua, luasnya cukup untuk berdiri. Ada pula area terbuka sehingga bisa pengunjung bisa melihat ke atas. Sementara di bagian lainnya terdapat area yang sempit dan pengunjung pun harus merangkak melewatinya.
Bagi yang kondisi fisiknya lemah, memasuki gua tersebut akan terasa cukup melelahkan karena di beberapa tempat harus naik turun meniti tangga dan merangkak, atau sesekali melompat dari batu ke batu lainnya.
Akan tetapi, pengunjung tak perlu takut untuk masuk karena di sana, pengelola menyediakan pemandu yang selain bertugas menjaga keselamatan juga membawa lampu penerangan karena ada beberapa tempat di dalam gua yang sangat gelap.
Setelah keluar dari gua, pengunjung bisa menikmati keindahan alam di Kadipaten dan Jatiwangi. Kelokan sungai pCilutung tampak jelas terlihat dari ketinggian bukit batu karang tersebut.
Di sisi barat, tampak pemukiman warga Sumedang yang ada di kaki bukit serta tengah bukit. Sejumlah alur sungai juga terlihat terlihat jelas. Di sisi selatan, bukit-bukit hijau berjejer.
Di loaksi wisata, terdapat banyak batu bertumpuk dengan ukuran besar seolah batu tersebut sengaja ditata. Padahal mustahil hal itu dilakukan karena ukurannya yang terlampau besar.
Diameter batu rata-rata 2 X 2 meter, bahkan ada yang lebih besar. Karena besarnya batu-batu tersebut, pengunjung bisa berfoto dengan latar panorama alam yang indah.
Setelah puas berfoto dan bertualang di gua, pengunjung bisa beristirahat di bawah rindangnya pepohonan pinus. Objek wisata Gunung Batu Karang berada di sekitar perkebunan pinus yang usianya sudah tua.
Penglola menyediakan tempat beristirahat berupa bangku-bangku yang terbuat dari kayu. Jika pengunjung membawa makanan sendiri, bisa menikmati makananya di meja yang juga terbuat dari papan. Ada pula gubuk yang cukup nyaman.
Bagi yang tidak membawa makanan, di sana sudah tersedia warung jajanan makanan ringan serta minuman.
Untuk mencapainya, pengunjung bisa menempuh perjalanan dari Majalengka-Babakanjawa kemudian ke Pancurendang Landeuh.
Untuk menuju ke sana, bisa ditempuh dengan kendaraan roda empat tetapi lebih nyaman dengan sepeda motor agar lebih santai karena kondisi jalannya mulus meski sedikit sempit.
Di ujung permukiman, pengunjung harus membelokan kendaraannya ke kanan melintasi jalan batu. Dari sana, jaraknya kurang lebih 1 km sebelum mencapai lokasi.
Pengunjung harus memarkir kendaraan di area yang disediakan pengelola. Setelah itu, barulah mendaki ke bukit dengan ketinggian sekitar 100 meter namun kemiringannya sekitar 30 derajat. Pengelola juga sudah menyediakan tangga berundak dari bambu.
Penasaran kan. Ambilah akhir pekan ini untuk menikmati alam Gunung Batu Karang.
(adh)