Berwisata Sambil Belajar Agrobisnis Di Lebak Muncang
JELAJAH NUSA – Kawasan Bandung Selatan, Jawa Barat, memang telah dikenal sebagai salah satu surganya wisata alam. Tak heran setiap musim liburan tiba wilayah yang masuk ke Pemerintah Kabupaten Bandung itu sering diserbu masyarakat.
Bukan hanya warga lokal, ribuan wisatawan luar kota serta mancanegara pun selalu berbondong-bondong memadati ibukota Soreang.
Tapi tahukah Anda bila saat ini telah hadir sebuah desa wisata di Kampung Pameuntasan, Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey.
Lokasi objek wisata tersebut tak jauh dari objek wisata Kawah Putih dan pemandian air panas Cimanggu yang lebih dulu populer.
Hal unik dan berbeda yang disiapkan di desa wisata itu lantaran mengedepankan agroedukasi dan orientasi sosial budaya.
Sesuai data dinas terkait desa wisata lebakmuncang sendiri menjadi salah satu desa dari 10 desa yang telah ditetapkan oleh Bupati Bandung Dadang M Naser sebagai pilot project (percontohan) untuk pembentukan wisata alam berbasis kampung.
Adanya sajian paket homestay dan edukasi pertanian, dimana setiap wisatawan dapat tinggal bersama di rumah warga merupakan keunggulan lain di Desa Wisata Lebak Muncang.
Dengan tarif berkisar antara Rp150.000 hingga Rp650.000 perpaket para pengunjung bisa menikmati liburan di desa wisata itu.
Edukasi pertanian, jungle track (menelusuri area perbukitan), cara untuk membuat makanan khas sunda, serta menikmati pertunjukan kesenian juga menjadi layanan lain yang dihadirkan di desa wisata itu.
Saat penulis menyambangi lokasi, Ketua Pokja Pengurus Desa Wisata Lebak muncang Ipin Setiawan mengatakan, bila objek wisata yang kini dikelolanya dengan warga sekitar mulai berdiri pada tahun 2010 lalu. Awalnya, untuk mengangkat potensi-potensi alam yang ada diwilayahnya.
“Tapi alhamdulilah jadi objek wisata baru yang ditunjuk pemerintah setempat,” ujar Ipin saat berbincang.
Sejak hadir tujuh tahun lalu, lanjut Ipin, lebih dari 500 pengunjung yang mayoritas merupakan para rombongan pelajar datang belibur ke desa wisata Lebakmuncang yang mengedapankan wisata pendidikan.
“Jadi wisatawan kesini ikut aktifitas warga agar merasakan kehidupan di desa dengan azas kekeluargaan yang masih terjaga,” kata dia.
Menurut Ipin, sebanyak 67 homestay milik warga bisa disinggahi pengunjung untuk paket wisata yang dikelolanya.
Berbagai layanan seperti edukasi pertanian, kegiatan alam terbuka, mengenal budaya sunda bisa dinikmat wisatawan.
“Banyak yang kesini mulai dari Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, Kudus, Sulawesi hingga Singapura,” ungkapnya.
Kedepan, tambah Ipin, pihaknya berharap agar pemerintah setempat bisa ikut serta membantu dalam pengembangan sekaligus memasarkan objek wisatanya.
Mengingat belum semua wisatawan yang datang ke kawasan Ciwidey tahu keberadaan Desa Lebakmuncang.
“Semoga pengunjung bisa terus meningkat saat libur tiba dan ada peran serta dari pemerintah,” tuturnya.
Meski tidak dilengkapi dengan fasilitas modern justru kesederhanaan ini yang memberikan kesan alami sehingga membawa wisatawan merasakan sensasi baru dalam berwisata.
Pengunjung juga disambut dengan upacara adat layaknya pengantin saat hendak menginap diobjek wisata tersebut. Mereka juga dapat berinterakasi langsung dengan warga pribumi.
(Dil)