“Membatik” Labuan Bajo Dengan Rute Baru Dari Jakarta
JELAJAH NUSA – Maskapai Batik Air kembali melakukan ekspansi-nya dengan melakukan pembukaan rute baru domestiknya, 15 Desember 2017.
Masih dalam misi untuk merealisasikan pengembangan rute demi mempermudah konektivitas, Batik Air juga mengusung tujuan untuk memperbanyak pilihan destinasi pariwisata nasional sejalan dengan program pemerintah dalam mempromosikan 10 destinasi Bali Baru.
Staf Khusus Menteri Bidang Infrastruktur Pariwisata Kemenpar, Judi Rifajantoro mengatakan, maskapai yang berada di bawah naungan Lion Air Group tersebut akan menerbangkan armadanya dari Jakarta melalui Bandara Internasional Soekarno – Hatta menuju Labuan Bajo melalui Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur dan sebaliknya.
Penerbangan tersebut akan dilayani Batik Air satu kali penerbangan perharinya dengan jadwal keberangkatan dari Jakarta pukul 10.10 WIB dan tiba di Labuan Bajo pada pukul 13.40 WITA.
Sedangkan penerbangan dari Bandara Komodo akan diberangkatkan pada pukul 14.30 WITA dan tiba di Jakarta pada pukul 16.00 WIB.
“Ini membuat 10 destinasi prioritas Kemenpar yakni Labuan Bajo dengan ikon Komodo semakin terbuka,”kata Judi semringah.
Sementara itu Ramaditya Handoko, Corporate Communication Lion Air Group menambahkan, maskapai dengan pelayanan full service tersebut akan menggunakan pesawat narrow body nya dengan tipe Airbus A320 yang mampu mengangkut 12 penumpang kelas bisnis dan 144 penumpang kelas ekonomi.
“Kami mempatok dengan target load factor (keterisian penumpang) mencapai 80% pada destinasi menuju Labuan Bajo ini,” katanya.
Pria yang biasa disapa Rama itu menambahkan bahwa kehadiran Batik Air pada rute anyar menuju Labuan Bajo ini dapat menjadi pilihan yang memberi kemudahan bagi pelanggan.
Selain menjadi penerbangan langsung tanpa transit, Batik Air merupakan maskapai yang menyediakan pelayanan penuh di dalam armadanya pada setiap penerbangannya.
Para pelanggan dapat menikmati fasilitas In Flight Entertaiment yang dapat menyuguhkan hiburan berupa film, musik, dan permainan, serta mendapatkan hidangan makan dan minum baik untuk kelas bisnis maupun ekonomi dengan konfigurasi jarak kursi yang lebih lega sambil menikmati keindahan Labuan Bajo dari udara.
“Kami berharap dengan langsung terhubungnya Jakarta menuju Labuan Bajo akan semakin mendongkrak pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pariwisata maupun pengembangan bisnis lainnya yang dapat berkembang pesat karena daya tarik objek wisatanya yang eksotis dan tersebar di setiap penjuru nya,” ujarnya.
Batik Air akan terus mengembangkan rute perjalanan barunya demi menjadi maskapai penyedia transportasi udara yang dapat memberikan pilihan ragam destinasi.
Tentu juga dengan menghadirkan sensasi penerbangan yang nyaman dan menghibur, serta selalu mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan para penumpangnya.
Selain Batik Air, maskapai Lion Air Group lainnya yang telah beroperasi di Bandara Komodo, Labuan Bajo adalah Wings Air.
Wings Air telah melayani beberapa penerbangan dari dan menuju Labuan Bajo seperti menuju Denpasar, Ende, Bajawa, dan Kupang yang dapat menjadi alternative dalam pelayanan rute penerbangan lainnya.
Labuan Bajo yang merupakan ibukota Manggarai Barat ini memang termasuk salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata.
Di Labuan Bajo juga akan dibuat badan otorita untuk mengembangkan pariwisata, seperti di Danau Toba. Berbagai infrastruktur juga akan terus dibangun agar turis semakin nyaman.
Labuan Bajo juga memiliki banyak destinasi wisata seperti Pantai Pede yang indah, Batu Cermin, banyak pulau kecil, dan memiliki ikon utama yakni Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, dan ada gua ular. Yang selalu menjadi destinasi wisata bagi wisatawan di daerah itu.
Memprioritaskan pembangunan Pulau Komodo, Labuan Bajo sebagai destinasi wisata menjadi komitmen Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Menteri asli Banyuwangi itu juga mengucapkan terima kasih kepada Batik Air yang melebarkan sayapnya ke Labuan Bajo.
“Dengan kemudahan akses transportasi ini, kita harapkan Pulau Komodo akan semakin dibanjiri wisatawan,” kata Arief Yahya.
Karena Aksesibilitas udara adalah hal penting yang harus dituntaskan. Visi mendatangkan 20 juta wisman hanya sekedar mimpi belaka jika kita tidak mampu menyelesaikan masalah aksesibilitas udara di tahun 2017.
“Kenapa? Karena sekitar 75% wisman yang datang ke Indonesia melalui udara. Sisanya, 24% lewat laut terutama menggunakan ferry dan sebagian kecil menggunakan cruise dan yacht. Sementara itu hanya 1% wisman masuk lewat darat,” beber Arief Yahya.
(adh)