Bandara Ngurah Rai Dibuka Kembali
JELAJAH NUSA – Otoritas Bandara Ngurah Rai Bali akhirnya memutuskan untuk membuka kembali akses dari dan menuju Pulau Dewata Bali bisa dilalui kembali oleh wisatawan.
Keputusan itu disimpulkan dalam rapat di Ruang EOC (Emergency Operation Centre) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Mereka rapat dalam rangka Evaluasi Kondisi Terkini Erupsi Gunung Agung Bali. Rapatnya sendiri dilangsungkan sejak siang,Rabu (29/11/2017) jam 13.00 WIB.
Rapat dipimpin oleh Kepala Kantor Otban Wil. IV Denpasar. Peserta rapat, GM PT.Angkasa Pura I (Persero) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Kepala Kantor Otban Wil IV Denpasar, Danlanud Ngurah Rai, GM. Airnav Cabang Denpasar, Ka BMKG Ngurah Rai, Ketua AOC Denpasar, Kapolsek KP3U Bandara IGNR dan Basarnas Bali.
Kesimpulannya, Vona sudah turun dari Red ke Orange. Maka, terhitung mulai pukul 15.00 WITA, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai status dibuka.
“Terima kasih sore ini Bandara Ngurah Rai sudah beroperasi kembali,” komentar Menpar Arief Yahya yang terus memelototi menit demi menit situasi Bali.
Dia berharap, Bali segera normal, akses menuju Pulau dengan predikat Best Destination in The World 2017 versi TripAdvisor itu segera pulih.
Apalagi, mendekati akhir tahun, saatnya Bali menerima kedatangan wisatawan di peak seasons.
Menpar Arief Yahya memang paling getol mempersiapkan segala hal terkait erupsi Gunung Agung, Bali. Sebab, baginya Bali adalah 40% wisman ke Indonesia. Bali adalah product utama pariwisata.
“Iya dalam industri pariwisata, destinasi adalah product. Originasi adalah customers, maka kita harus tahu mengalokasikan perhatian ke produk unggulan dan customers utamanya,” kata Arief Yahya.
Jauh hari sebelum erupsi, 5 Oktober 2017 lalu Menpar Arief Yahya sudah berkunjung ke Bali, untuk mempersiapkan segala sesuatunya, jika bencana alam terjadi.
Dia sudah sampai ke zona merah di Pura Besakih, yang jaraknya hanya 9 km dari puncak Gunung Agung.
Arief ingin menunjukkan ke publik dan netizen, bahwa Bali masih oke, saat itu. Bali masih aman, hampir dua bulan lalu.
Tiap minggu, dia ke Bali, mengumpulkan industri, mengajak bicara komunitas yang bergerak di sektor pariwisata.
Sampai pada kesimpulan, hari pertama saat cancellation terjadi, semua akomodasi harus free of charge. Hari berikutnya baru di atas 50% diskon.
“Ini adalah long term investment, membangun loyalty customers, agar Bali semakin di hati di mata wisatawan,” kata Arief.
(adh)