Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Bogor Membaik

Bupati Bogor Nurhayanti foto bersama dengan jajaran pengurus DPD PHRI Jawa Barat dan DPC PHRI Kabupaten Bogor,Kamis (19/10/2017).Foto:IG

JELAJAH NUSA – Kabupaten Bogor optimis trend kunjungan wisatawan di masa mendatang semakin membaik. Hal ini terlihat dari trafik tingkat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari target kunjungan sebanyak 7 juta wisatawan pada 2016 lalu, kini sudah mendekati angka  8 juta wisatawan.

“Saat ini, sektor pariwisata masih terkonsentrasi di kawasan Puncak. Ke depannya jangan hanya di Puncak tapi ke wilayah lain di Kabupaten Bogor,” kata Nurhayanti saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan pengurus PHRI Cabang Kabupaten Bogor, Kamis (19/10/ 2017)  sore.

Yanti-demikian sapaan akrabnya akan mempertimbangkan untuk menyediakan kantor sekretariat bagi PHRI Kabupaten Bogor. Dengan fasilitas ini diharapkan bisa mendorong percepatan pertumbuhan wisatawan melalui program kerja yang dilakukan PHRI.

Namun demikian,lanjut Yanti, dirinya juga meminta agar para pengelola hotel dan restoran meningkatkan pembayaran pajak masing-masing.

Sementara itu  Ketua PHRI Cabang Kabupaten Bogor Budi Sulistyo mengatakan bahwa para pengelola hotel dan restoran di Kabupaten Bogor sudah cukup optimal menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Ke depan, para pengurus yang baru bahkan bertekad menambah jumlah anggotanya yang saat ini baru mencapai 100 dari sekitar 300 hotel dan restoran yang ada di daerahnya,” ujarnya.

Dibagian lain, Ketua DPD Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar  mencatat tingkat kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Jawa Barat menurun. Penurunan terburuk dialami Bandung hingga sekitar 10 persen.

“Penurunan wisman (wisatawan mancanegara) paling besar itu adalah Bandung, Batam, dan Samarinda. Secara nasional semuanya turun,” kata Herman.

Selain itu, penurunan juga dilihat dari jumlah penerbangan pesawat luar negeri di bandara Bandung. Herman menyebutkan, jumlah penerbangan pesawat dari Malaysia dan Singapura ke Bandung juga sebaliknya menurun dari awalnya lima kali, menjadi hanya satu setengah penerbangan.

Kunjungan ke sejumlah objek wisata di Bandung juga diakui menurun hingga 60 persen. Penurunan itu akibat kurangnya inovasi dari para pengelola objek wisata dan pemerintah daerah setempat.

“Bandung dan Jawa Barat dianggap tidak begitu menarik. Wisatawan yang paling banyak itu dari Malaysia. (Wisatawan) Malaysia sekarang lebih tertarik berkunjung ke Vietnam karena lebih murah,” katanya.

Para wisatawan dari luar negeri disebut sudah bosan berkunjung ke kawasan wisata di Jawa Barat setelah satu atau dua kali saja. Karena itu, pemerintah diminta membuat destinasi-destinasi wisata yang baru. Herman meyakini potensi pariwisata di Jawa Barat masih banyak yang belum tergali karena kurang tertata.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya